Wartawan Minta Kapolri Evaluasi Kinerja Kapolres Manggarai Barat

Facebook
Twitter
WhatsApp
LinkedIn
Pinterest
Print
Bripka Samsul Risal (kiri) dan Kapolres Manggarai Barat (kanan) saat berdamai. (Foto: Humas Polres Manggarai Barat)

KABAR LABUAN BAJO – Wartawan di Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) meminta Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk mengevaluasi kinerja Kapolres dan Wakapolres Manggarai Barat.

Permintaan para jurnalis yang tergabung dalam wadah Perhimpunan Wartawan Manggarai Barat (PWMB) tersebut sebagai respons atas dugaan penyebaran hoaks hingga upaya menghina kerja-kerja jurnalistik, sebagaimana pemberitaan yang diterbitkan oleh media internal Polres Manggarai Barat.

Pemberitaan media internal Polres Manggarai Barat tersebut diketahui melansir pernyataan anggota Polres Manggarai Barat Bripka Samsul Risal, terkait pemberitaan kasus dugaan pemukulan yang dilakukan oleh Kapolres Manggarai Barat AKBP FH terhadap dirinya.

“Pernyataan Bripka Samsul Risal tersebut sangat menyesatkan dan memutarbalikkan fakta,” kata Ketua PWMB, Marianus Marselus, dalam keterangan resmi terkait pernyataan sikap PWMB, di Labuan Bajo, Sabtu 28 Januari 2023 malam.

Chellus Pahun, demikian sapaan akrab Marianus Marselus, menegaskan bahwa artikel pertama yang diterbitkan di portal berita Polres Manggarai Barat memuat berita hoaks tentang media atau pembohongan publik.

“Padahal semua pemberitaan (terkait kasus dugaan pemukulan Bripka Samsul Risal oleh Kapolres Manggarai Barat) dari media-media di Manggarai Barat telah melalui tahap verifikasi sebagaimana Kode Etik Jurnalistik,” tandasnya.

Karena itu, imbuh Chellus Pahun, PWMB sangat menyayangkan adanya kejadian yang melecehkan profesi jurnalis ini. PWMB pun menuntut Polres Manggarai Barat untuk tidak menyebarkan berita hoaks, apalagi menghina kerja-kerja jurnalistik di Manggarai Barat.

“Kami menuntut Kapolres Manggarai Barat dan Wakapolres Manggarai Barat untuk meminta maaf kepada wartawan di Manggarai Barat dan Indonesia,” ujarnya.

“Kami juga mendesak Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk mengevaluasi kinerja Kapolres dan Wakapolres Manggarai Barat. Di tengah persiapan ASEAN Summit 2023, mereka tidak mencerminkan sikap sebagai pihak yang bertanggung jawab atas kenyamanan dan keamanan di Manggarai Barat,” lanjut Chellus Pahun.

Ia kemudian membeberkan kronologi pemberitaan dugaan pemukulan oleh Kapolres Manggarai Barat terhadap anggota Polres Manggarai Barat tersebut.

Awalnya pada Kamis, 26 Januari 2023, Bripka Samsul Risal menghubungi salah satu wartawan di Manggarai Barat melalui telepon WhatsApp sebanyak tiga kali, masing-masing pada Pukul 09.17 Wita, 09.18 Wita, dan 09.19 Wita. Namun panggilan tersebut tidak sempat diangkat, karena wartawan yang bersangkutan sedang meliput kegiatan di Waterfront City Labuan Bajo.

Selanjutnya karena tidak diangkat, Bripka Samsul Risal mengirim rekaman suara WhatsApp kepada wartawan tersebut. Isinya, menginformasikan bahwa dirinya dirawat di ruangan Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Siloam Labuan Bajo dan meminta rekan media untuk menemui dirinya di ruangan tersebut.

Selesai melakukan liputan, wartawan tersebut pun menghubungi Bripka Samsul Risal dan menanyakan keberadaannya. Setelah dipastikan korban berada di rumah sakit, wartawan tersebut bersama seorang wartawan lainnya kemudian menuju lokasi.

Begitu tiba di rumah sakit, keduanya langsung masuk ke IGD RS Siloam Labuan Bajo. Penjagaan di rumah sakit sangat ketat, sehingga tidak bisa semua wartawan masuk ke dalam IGD.

Salah seorang wartawan yang bisa masuk kemudian menanyakan pelaku yang menganiaya Bripka Samsul Risal. Yang bersangkutan menjawab bahwa pelakunya adalah Kapolres Manggarai Barat AKBP FH.

Untuk menyakinkan, sang jurnalis menanyakan kembali apakah korban ingin memberikan pernyataan kepada media atas peristiwa itu. Pertanyaan itu disampaikan wartawan sebanyak tiga kali. Korban menyatakan kesediaannya juga sebanyak tiga kali.

Selanjutnya, wartawan pun mulai mewawancarai korban. Dalam kondisi terbaring, korban menjelaskan kronologi kasus pemukulan yang diduga dilakukan oleh Kapolres Manggarai Barat AKBP FH terhadap dirinya. Ia mengaku dipukul dan ditendang saat melakukan tugas penjagaan di pos penjagaan dan belakangan diketahui karena masalah air. Pemberitaan terkait penjelasan korban ini telah naik di beberapa media.

Selanjutnya, salah seorang wartawan sempat menghubungi langsung nomor HP Kapolres Manggarai Barat usai mewawancarai korban, untuk kepentingan konfirmasi. Panggilan telepon WhatsApp pada nomor Kapolres Manggarai Barat berdering, namun tidak ada respons.

Selanjutnya setelah menaikkan berita awal tentang korban, awak media menuju ke Mako Polres Manggarai Barat untuk mewawancarai Kapolres Manggarai Barat dan Kapolda NTT yang kebetulan saat itu sedang berada di Labuan Bajo.

Begitu tiba di Mako Polres Manggarai Barat, awak media ingin menemui Kapolda NTT dan Kapolres Manggarai Barat. Namun, Wakapolres Manggarai Barat Kompol Sepuh Siregar yang menemui awak media dan memberikan klarifikasi terkait kasus dugaan pemukulan oleh Kapolres Manggarai Barat.

Setelah mewawancarai Wakapolres Manggarai Barat, awak media tetap menanti Kapolda NTT di belakang mobil Kapolda NTT yang berada di depan pintu masuk Polres Manggarai Barat. Beberapa saat kemudian, Kapolda NTT terlihat berada di pintu lobi, namun masuk lagi ke dalam ruangan.

Sekitar 30 menit berlalu, Wakapolres Manggarai Barat mendatangi awak media dan mengatakan tidak ada door stop media, karena (kasus dugaan pemukulan) itu urusan internal polisi. Dia menyebut tidak ada wawancara lagi karena sudah ada klarifikasi sebelumnya. Wakapolres Manggarai Barat mencoba menghalangi awak media untuk tidak bertemu Kapolda NTT dengan mendorong awak media untuk menjauh dari mobil.

Selanjutnya, Kapolda NTT ke luar dari dalam ruangan dan melihat awak media. Kapolda pun memberikan pernyataan kepada media.

Setelah Kapolda NTT memberikan pernyataan, sempat terjadi perdebatan dan kericuhan antara awak media dan Wakapolres Manggarai Barat. Kapolda NTT pun kembali memanggil awak media dan memberikan pernyataan untuk kedua kalinya.

Setelah memberikan pernyataan, awak media mengucapkan terima kasih atas kesempatan wawancara bersama Kapolda NTT. Awak media pun meninggalkan Mako Polres Manggarai Barat.

Sekitar Pukul 13.40 Wita, awak media mendapatkan informasi bahwa Kapolda NTT akan mengunjungi korban di RS Siloam Labuan Bajo. Awak media pun menuju ke lokasi tersebut. Begitu tiba di rumah sakit, awak media tidak sempat bertemu Kapolda NTT. Awak media hanya menelpon korban dari luar rumah sakit dan mewawancarai korban.

Kemudian Jumat, 27 Januari 2023 Pukul 17.00 Wita, beberapa wartawan menemui korban di rumahnya yang berlokasi di kompleks Polsek Lama, Desa Gorontalo, Kecamatan Komodo. Wartawan mewawancarai korban. Bahkan korban membantah keterangan Wakapolres Manggarai Barat.

Selanjutnya Sabtu, 28 Januari 2023 Pukul 14.34 Wita, ada rilis dari Humas Polres Manggarai Barat di grup Polres dan Jurnalis Mabar tentang perdamaian antara Kapolres Manggarai Barat dan Bripka Samsul Risal. Dalam rilis disebutkan beberapa pernyataan Bripka Samsul Risal. Dia menyebut telah memberikan keterangan kepada media dalam keadaan tanpa kesadaran penuh yang menimbulkan kerugian bagi institusi Polri.

Dalam rilis itu pula, Bripka Samsul Risal menyebut bahwa media melansir berita yang berbeda dari yang telah diklarifikasi olehnya. Bripka Samsul Risal juga menyebut bahwa dirinya seolah-olah dipermainkan oleh media.

Pemberitaan rilis ini sempat naik di tautan tribratanewsmanggaraibarat.com namun dihapus (take down) beberapa waktu kemudian. Adapun pemberitaan baru terkait perdamaian kedua belah pihak di tribratanewsmanggaraibarat.com Pukul 17.51 Wita dengan isi berita yang telah diubah dan tidak membahas tentang pemberitaan media. klb/redaksi

Terkini

Terpopuler

Pembuatan Undangan Digital, Klik Disini!