KABAR LABUAN BAJO – Episode 2 Series ‘Jalur Pesona Indonesia’ tayang di kanal YouTube Pesona Indonesia, Sabtu 16 September 2023 malam.
Episode dengan tema ‘Kembali ke Akar’ kali ini, masih mengangkat kisah-kisah inspiratif wonderful people dari Destinasi Super Prioritas (DSP) Labuan Bajo.
Salah satunya adalah tentang kisah seorang anak muda yang merantau, lalu memutuskan pulang kampung saat pandemi Covid-19 melanda dunia tahun 2020 lalu.
Dia adalah Rhony Sumarno, pemuda asal Coal, Kecamatan Kuwus, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur.
Baca Juga:
Series ‘Jalur Pesona Indonesia’ Angkat Kisah Inspiratif ‘Wonderful People’ di 5 DSP
Dalam series garapan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) ini, Rhony Sumarno membagi pengalamannya menyulap Bukit Porong menjadi salah satu destinasi populer di Manggarai Barat.
“Awal mula dibentuk karena pandemi Covid-19 tahun 2020. Jadi kita melihat peluang Labuan Bajo yang dinobatkan sebagai Destinasi Super Prioritas, dan saya mendedikasikan diri saya untuk kembali ke kampung dan mengembangkan potensi yang ada di kampung dengan mengumpulkan anak muda,” tuturnya.
Ia memulainya dengan menggerakkan masyarakat desa, terutama anak muda, untuk membuat desa wisata yang cantik di atas bukit, yakni Desa Wisata Coal.
Langkah selanjutnya adalah membentuk Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Bukit Porong, Desa Wisata Coal. Dalam Pokdarwis ini, peran masyarakat yang lebih diutamakan.
“Ada bidang daya tarik wisata, ada bidang seni budaya, ada bidang home industry, kemudian juga ada bidang homestay, ada bidang kebersihan, ada Humas. Kita mencoba membangun sistem di dalam Pokdarwis ini, sehingga masyarakat bisa terarah dengan konsep pengembangan pariwisata yang berbasis desa,” papar Rhony Sumarno.
Dalam perjalanannya, ia bersama Pokdarwis Bukit Porong sepakat untuk mengedepankan storynomic dalam pengembangan Desa Wisata Coal ini.
“Yang kami terapkan di sini sebetulnya konsep storynomic, yaitu bagaimana mengedepankan desa wisata dengan cerita, konten kreatif, kearifan lokal, dan juga budaya sebagai DNA destinasi,” urai Rhony Sumarno, yang juga Ketua Pokdarwis Bukit Porong ini.
Baca Juga:
Coal Masuk 300 Besar Nominasi Anugerah Desa Wisata Indonesia 2023
Konsep storynomic ini kemudian tergambar jelas dalam beberapa aktivitas wisata yang menjadi magnet bagi wisatawan. Seperti Wisata Natas Labar dan Wisata Uma Duat.
Hal ini diharapkan bisa memperkuat keberadaan Bukit Porong yang merupakan destinasi unggulan Desa Wisata Coal. Bukit Porong ini menawarkan pemandangan alam yang indah, termasuk sunrise.
“Kita memiliki Wisata Natas Labar. Ini merupakan salah satu falsafah hidup orang Manggarai untuk bisa menghadirkan kebersamaan dengan menghidupkan halaman rumah dengan berbagai seni pertunjukan dan permainan tradisional,” jelas Rhony Sumarno.
“Keseharian masyarakat di sini juga menganyam, dan mereka anyam seperti tas, tikar, topi dan masih banyak lagi,” imbuhnya.
Baca Juga:
Bukit Porong Sabet Tiga Penghargaan dari Ajang Tourism Entrepreneurial Marketing Awards 2023
Untuk Wisata Uma Duat, diarahkan sebagai wisata edukasi. Di sini wisatawan diajak ke kebun kopi, hingga menyaksikan proses pengolahan kopi secara tradisional.
“Kita juga menyediakan Wisata Uma Duat. Uma itu artinya kebun, duat artinya bekerja. Kami mengajak wisatawan untuk bisa ‘menjadi’ petani dan melihat proses secara tradisional pengolahan kopi yang masih ditumbuk, dijemur, dan itu juga kami sudah olah dalam bentuk kemasan,” ujarnya.
Kopi Ntala, merupakan produk kopi kemasan yang ditawarkan oleh Desa Wisata Coal. Jadi selain menikmati Wisata Uma Duat, wisatawan juga bisa merasakan kenikmatan Kopi Ntala, atau menjadikannya sebagai oleh-oleh saat kembali dari Bukit Porong.
“Wisata Uma Duat ini adalah wisata edukasi kebun kopi. Dulu hanya kebun kopi biasa, sekarang menjadi destinasi wisata. Bahkan jika biasanya hasil kopi langsung dijual kiloan, sekarang sudah ada kopi kemasan khas bernama Kopi Ntala,” urai Rhony Sumarno.
Baca Juga:
Ini Profil Desa Wisata Coal yang Masuk 300 Besar Nominasi Anugerah Desa Wisata Indonesia 2023
Di Desa Wisata Coal ini, kebun kopi sudah ada sejak tahun 1970. Ada dua jenis kopi yang tumbuh di daerah itu, yakni kopi arabika dan kopi robusta. Namun seiring waktu, kopi robusta yang banyak bertahan dan mendominasi hingga kini.
Berkat keuletan Rhony Sumarno dan didukung masyarakat setempat, Desa Wisata Coal kini semakin populer, dengan Bukit Porong sebagai magnet utamanya.
Sebagai catatan, Desa Wisata Coal masuk dalam daftar 300 besar nominasi Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2023.
Bukit Porong juga berhasil menyabet tiga penghargaan pada penganugerahan Tourism Entrepreneurial Marketing Awards di acara Planet Tourism Indonesia (PTI) 2023 yang diselenggarakan oleh MarkPlus Inc, yakni untuk kategori Lokal Community Empowerment, Digitalization, dan Inovasi Event.
Desa Wisata Coal bahkan mampu berjejaring hingga level internasional. Hal ini terbukti dengan adanya kunjungan 39 orang guru dan pelajar dari Melbourne High School, Australia, pada akhir Juni lalu. klb/san