KABAR LABUAN BAJO – Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) RI, Siti Nurbaya, menyebut bulan September sebagai puncak musim kemarau.
Kondisi suhu panas, diakuinya, membuat bencana kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Indonesia meningkat. Bahkan bencana Karhutla ini tengah melanda sejumlah provinsi, seperti Kalimantan Tengah, Sumatera Selatan dan sebagian Kalimantan Selatan.
Menurut Siti Nurbaya, petugas dari Kementerian LHK saat ini sedang turun ke lapangan dan berjibaku menangani Karhutla di sejumlah daerah.
“Jadi tim KLHK sedang turun di lapangan, saya justru mengkhawatirkan di Jawa juga banyak kebakaran di taman nasional,” kata Siti Nurbaya, di Cirebon, Jawa Barat, Sabtu 30 September 2023.
Baca Juga:
Duh! Listrik di Labuan Bajo Sering Byar Pet
Ia mengakui setiap pekan peristiwa Karhutla di sejumlah daerah selalu terjadi. Atas dasar itu, Kementerian LHK mengikuti setiap perkembangan dan melakukan monitoring, sembari menangani Karhutla di lapangan.
Menteri LHK bahkan berkomitmen untuk tidak membiarkan dampak Karhutla meluas atau menimbulkan kerugian bagi masyarakat dan lingkungan.
Pada dasarnya, demikian Siti Nurbaya, peristiwa Karhutla selalu terjadi saat musim kemarau. Namun pihaknya menilai kondisi saat ini juga dipengaruhi dengan adanya peningkatan suhu panas.
“Faktor panas iya, tadi catatannya 39 derajat hari ini, biasanya kalau di DKI rata-rata, 33 derajat. Di sini 36 derajat, makin ke timur sudah 39 derajat,” ujarnya.
Baca Juga:
Kapolres Manggarai Barat Bagikan Ratusan Buku Kepada Siswa SDN Batu Cermin Labuan Bajo
Seperti diketahui, bencana Karhutla memang banyak terjadi belakangan ini. Salah satunya adalah peristiwa kebakaran yang melanda area persawahan Polus Natong di Desa Siru, Kecamatan Lembor, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Rabu 27 September 2023 siang.
Meski dengan peralatan seadanya, aparat TNI/ Polri dari Koramil 1612-06/Lembor dan Polsek Lembor bersama masyarakat mampu memadamkan api yang melalap lahan sawah yang sudah tidak produktif karena masih terdampak perbaikan saluran irigasi itu.
“Luas lahan yang terbakar sekitar dua hektare. Api membakar berbagai jenis tumbuhan, seperti ilalang maupun semak-semak yang sudah mengering,” jelas Kapolsek Lembor, IPDA Yostan Alexanderia Lobang, SH, terkait peristiwa kebakaran lahan itu.
“Tidak ada korban jiwa akibat kebakaran tersebut, akan tetapi dua unit pondok milik warga yang berada di tengah-tengah persawahan ikut terbakar,” imbuhnya. klb/angela