KABAR LABUAN BAJO – Jurnalis adalah cendikiawan. Karena itu, jurnalis harus didukung moral yang baik. Dengan begitu, jurnalis dapat memberikan manfaat serta mampu mewujudkan masyarakat yang demokratis.
Di samping itu, karena bagian dari cendikiawan, jurnalis juga mesti memiliki kapasitas intelektual serta daya imajinasi yang lebih baik. Sebab hanya dengan itu, jurnalis bisa menjalankan fungsinya dengan baik.
Demikian antara lain pandangan Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Made Mangku Pastika, sebagaimana dilontarkannya dalam acara Focus Group Discussion (FGD) dengan tema ‘Peranan Citizen Journalism dalam Mewujudkan Masyarakat Demokratis: Tantangan dan Solusinya’, di Denpasar, Minggu 19 Maret 2023.
Baca Juga:
Menjadi Pers Publik (Selamat Hari Pers Nasional)
Mengingat kapasitas yang demikian, Mangku Pastika mengaku tak pernah merasa menjadi korban media, baik selama bertugas sebagai Kapolda di beberapa provinsi, dua periode Gubernur Bali, maupun selama menjadi senator empat tahun tahun belakangan ini.
“Jurnalis itu punya power yang luar biasa, very powerful,” ujar Mangku Pastika, sebagaimana dilansir Antara.
“Saya selalu dapat manfaat dari media, saya tidak pernah merasa jadi korban media. Saya juga tidak antikritik karena kritik itu obat,” imbuh Gubernur Bali periode 2008-2018 itu.
Baca Juga:
Kementerian Kominfo: Pers Harus Mampu Menjaga Kepercayaan Publik
Menariknya, Kapolda NTT masa bakti 7 Oktober 2000 – 22 Januari 2001 ini justru merasa kurang yakin dengan pemberitaan yang cenderung hanya memuji.
“Yang memuji-muji itu malah bikin saya bingung, karena biasanya yang manis bisa bikin diabetes,” selorohnya.
Acara yang dipandu oleh tim ahli Nyoman Wiratmaja itu, menghadirkan narasumber Dr Putu Suasta MA dan Dr Gede Suardana MSi. FGD juga diikuti sejumlah akademisi dan kalangan mahasiswa. klb/san