KABAR LABUAN BAJO – Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN yang ke-42 akan dilaksanakan di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Mei mendatang.
Di tengah ramainya pemberitaan tentang pelaksanaan ASEAN Summit 2023 tersebut, tentu penting untuk mengetahui sejarah dan latar belakang pembentukan ASEAN.
Dikutip dari situs Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, sebanyak lima wakil negara/ pemerintahan negara-negara Asia Tenggara, menindaklanjuti Deklarasi Bersama dengan melakukan pertemuan dan penandatanganan Deklarasi ASEAN (The ASEAN Declaration) atau yang dikenal dengan Deklarasi Bangkok (Bangkok Declaration), pada tanggal 8 Agustus 1967, di Bangkok, Thailand.
Kelima wakil negara tersebut adalah Menteri Luar Negeri Indonesia, Adam Malik; Wakil Perdana Menteri merangkap Menteri Pertahanan dan Menteri Pembangunan Nasional Malaysia, Tun Abdul Razak; Menteri Luar Negeri Filipina, Narciso Ramos; Menteri Luar Negeri Singapura, S Rajaratnam; dan Menteri Luar Negeri Thailand, Thanat Khoman.
Baca Juga:
Ini Alasan Presiden Jokowi Pilih Labuan Bajo Menjadi Lokasi KTT ASEAN 2023
Adapun Deklarasi Bangkok berisi lima poin penting. Kelima poin dimaksud adalah sebagai berikut:
Pertama, mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial dan perkembangan kebudayaan di kawasan Asia Tenggara.
Kedua, meningkatkan perdamaian dan stabilitas regional.
Ketiga, meningkatkan kerja sama dan saling membantu untuk kepentingan bersama dalam bidang ekonomi, sosial, teknik, ilmu pengetahuan, dan administrasi.
Keempat, memelihara kerja sama yang erat di tengah-tengah organisasi regional dan internasional yang ada.
Keenam, meningkatkan kerja sama untuk memajukan pendidikan, latihan, dan penelitian di kawasan Asia Tenggara.
Dengan ditandatanganinya Deklarasi Bangkok ini pada tanggal 8 Agustus 1967, maka suatu organisasi kawasan yang diberi nama Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara atau Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) telah resmi berdiri.
Baca Juga:
Begini Penampakan dan Makna Logo KTT ASEAN 2023
Pada awalnya, organisasi ini bertujuan untuk menggalang kerja sama antarnegara anggota dalam rangka mempercepat pertumbuhan ekonomi, mendorong perdamaian dan stabilitas wilayah, serta membentuk kerja sama dalam berbagai bidang kepentingan bersama.
Pada perkembangan berikutnya, organisasi ini membuat berbagai agenda yang signifikan di bidang politik. Seperti Deklarasi Kawasan Damai, Bebas, dan Netral atau Zone of Peace, Freedom, and Neutrality Declaration (ZOPFAN) yang ditandatangani tahun 1971.
Kemudian pada tahun 1976, lima negara anggota ASEAN itu juga menyepakati Traktat Persahabatan dan Kerja Sama atau Treaty of Amity and Cooperation in Southeast Asia (TAC) yang menjadi landasan bagi negara-negara ASEAN untuk hidup berdampingan secara damai.
Kesepakatan tersebut diambil dalam KTT ASEAN pertama, yang dilaksanakan, di Denpasar Bali, pada tanggal 23-24 Februari 1976.
Dalam bidang ekonomi, Agreement on ASEAN Preferential Trading Arrangements (PTA) berhasil disepakati dan ditandatangani di Manila pada 24 Februari 1977 yang menjadi landasan untuk mengadopsi berbagai instrumen dalam liberalisasi perdagangan on a preferential basis.
Pada perkembangan selanjutnya, Agreement on the Common Effective Preferential Tariff (CEPT) Scheme for the ASEAN Free Trade Area berhasil disepakati di Singapura, pada 28 Januari 1992. Kemajuan-kemajuan tersebut mendorong negara-negara lain di Asia Tenggara bergabung menjadi anggota ASEAN.
Baca Juga:
Jelang KTT ASEAN, Pembangunan Jembatan dan Jalan Labuan Bajo – Golo Mori Hampir Rampung
Searah dengan berbagai kemajuan yang telah dicapai tersebut, lima negara di luar negara pemrakarsa berkeinginan menggabungkan diri dalam organisasi ini. Kelima negara tersebut adalah:
Pertama, Brunei Darussalam, resmi menjadi anggota ke-6 ASEAN pada tanggal 7 Januari 1984 dalam Sidang Khusus para Menteri Luar Negeri ASEAN atau ASEAN Ministerial Meeting (AMM) di Jakarta, Indonesia.
Kedua, Vietnam, resmi menjadi anggota ke-7 ASEAN pada pertemuan para Menteri Luar Negeri ASEAN ke-28, di Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam, 29-30 Juli 1995
Ketiga, Laos, resmi menjadi anggota ke-8 ASEAN pada pertemuan para Menteri Luar Negeri ASEAN ke-30 di Subang Jaya, Malaysia, 23-28 Juli 1997.
Keempat, Myanmar, resmi menjadi anggota ke-9 ASEAN pada pertemuan para Menteri Luar Negeri ASEAN ke-30 di Subang Jaya, Malaysia, 23-28 Juli 1997.
Kelima, Kamboja, resmi menjadi anggota ke-10 ASEAN dalam Upacara Khusus Penerimaan pada tanggal 30 April 1999, di Hanoi.
Berkenaan dengan keanggotaan ASEAN, Timor Leste yang secara geografis terletak di wilayah Asia Tenggara secara resmi telah mendaftarkan diri sebagai anggota ASEAN pada tahun 2011. Hanya saja hingga saat ini, Timor Leste belum menjadi negara anggota ASEAN secara penuh.
ASEAN telah mengalami perkembangan dari masa ke masa sesuai dengan cita-cita para pendiri ASEAN untuk menjalin persahabatan dan kerja sama dalam menciptakan wilayah yang aman, damai dan makmur. klb/san