KABAR LABUAN BAJO – Warga Kampung Nanganae, Desa Macang Tanggar, Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, NTT, menagih janji kontaktor yang mengerjakan Proyek Lanjutan Pembangunan Sarana/ Prasarana Pengendalian Banjir Sungai Wae Mese, di Kampung Nanganae.
Pasalnya, dalam pengerjaan proyek tersebut, ada bangunan berupa rumah hingga kandang ternak milik warga setempat yang dibongkar.
Terkait pembongkaran tersebut, pihak kontraktor sempat menjanjikan untuk memberikan ganti rugi. Namun setelah proyek itu rampung, pihak kontraktor justru belum menepati janjinya.
“Ada satu unit rumah permanen dan enam kandang ayam terkena dampak proyek hingga harus dibongkar,” kata Samsudin Marhuni, warga Kampung Nanganae, kepada wartawan di kediamannya, Sabtu 14 April 2024.
Hingga kini, pihaknya belum mendapatkan kepastian dari pihak kontraktor, kapan bangunan rumah dan kandang ternak yang dibongkar tersebut akan dibangun kembali seperti semula.
“Mana janji proyek untuk kembalikan kerugian material kami seperti semula? Rumah dibongkar, kandang ayam tempat usaha kami di sini kena dampak. Tetapi tidak ada upaya dibangun kembali sebagaimana telah disepakati. Katanya pihak proyek bersedia kembalikan bangunan yang dibongkar kalau proyek selesai. Mana janjinya?” keluh Samsudin Marhuni.
Ia menambahkan, pihaknya mendukung penuh proyek yang dilaksanakan pemerintah. Hanya saja, kesepakatan-kesepakatan yang sudah dibuat secara bersama-sama harus dipenuhi.
“Ada berita acara kesepakatan bersama (sambil menunjukkan Berita Acara Kesepakatan). Itu terjadi pada bulan Oktober 2023 dan disaksikan oleh pemerintah dari Kecamatan Komodo dan Desa Macang Tanggar. Bahwa pihak kedua yakni proyek (kontaktor, red), bersedia mengembalikan seperti semula (rumah dan kandang ayam),” tegasnya.
“Menurut kami, kalau sudah disaksikan pemerintah, kami punya kekuatan sehingga kami menunggu”, imbuh Samsudin Marhuni.
Ia pun berharap, pihak kontraktor pelaksana proyek bertanggung jawab atas kesepakatan-kesepakatan yang sudah dibuat secara bersama-sama itu.
Hal tak jauh berbeda dilontarkan warga lainnya, Ahmad Rusmin. Usaha ternak ayam yang bertahun-tahun digeluti keluarganya, hancur berantakan karena ketidakpastian pihak pelaksana proyek.
“Pihak kontraktor janji akan bangun kembali kendang-kandang ayam yang terdampak kalau proyek selesai. Begitu proyek selesai, yang ada pihak kontraktor tidak merespons apa yang menjadi kebutuhan keluarga di sini,” tutur Ahmad Rusmin.
Ia pun berharap pemerintah dan pihak kontraktor bisa mendengarkan keluhan warga yang terdampak proyek dengan nilai kontrak Rp17 miliar lebih tersebut.
Hingga berita ini ditulis, pihak kontraktor yang mengerjakan Proyek Lanjutan Pembangunan Sarana/ Prasarana Pengendalian Banjir Sungai Wae Mese, di Kampung Nanganae, belum berhasil dihubungi. klb/itho
Baca Juga:
BKH: Lawan Mafia Tanah yang Merampok Tanah Rakyat di Labuan Bajo!