KABAR LABUAN BAJO – Miskin serta identik dengan kotor dan berlumpur sudah menjadi stigma yang melekat dengan petani. Ini pula sebabnya, minat generasi muda untuk terjun ke sektor pertanian sangat minim, karena dianggap tak keren serta tidak menjanjikan secara finansial.
Bahkan berdasarkan data yang disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada tahun 2022 lalu, sebanyak 71 persen petani Indonesia berusia 45 tahun ke atas. Sementara petani yang berusia di bawah 45 tahun, hanya sekitar 29 persen.
Jika tak ada upaya serius dari pemerintah, maka dipastikan jumlah petani yang berusia di bawah 45 tahun ini akan terus melorot. Generasi muda akan semakin menjauh dari sektor pertanian.
Agar ini tak terjadi, maka hal paling penting adalah mengubah stigma negatif tentang petani. Saat bersamaan, harus bisa meyakinkan generasi muda sehingga memiliki pandangan bahwa menjadi petani itu keren. Menjadi petani itu juga menjanjikan. Sebab menjadi petani bukan hanya tentang terjun ke medan lumpur.
Upaya meyakinkan masyarakat terutama generasi muda ini harus terus dilakukan pemerintah, sebagaimana dilakukan Kepala Staf Kepresidenan, Jenderal (Purn) Dr H Moeldoko. Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) ini mengaku sangat tidak suka dengan stigma petani itu miskin.
“Saya tidak suka dengan stigma petani itu miskin. Kita jangan terjebak dengan pandangan negatif seperti itu. Petani Indonesia bisa kaya, bisa sejahtera,” tandas Moeldoko, dalam keterangan yang diterima media di Jakarta, Kamis 2 Februari 2023.
Purnawirawan perwira tinggi TNI Angkatan Darat itu tak menampik minimnya minat anak muda untuk terjun ke sektor pertanian karena dianggap tidak menguntungkan secara finansial. Padahal, menurut dia, dunia pertanian itu luas sehingga menjadi petani bukan hanya tentang terjun ke medan berlumpur.
“Anak-anak muda yang melek teknologi bisa memainkan peran di bidang digital untuk memajukan pertanian Indonesia,” ucapnya.
Ia menyebut, pemerintah sesungguhnya terus memprioritaskan bantuan subsidi untuk petani, yang salah satunya adalah Kredit Usaha Rakyat (KUR) Pertanian dengan jumlah mencapai Rp 70 triliun. Namun, diakuinya penyaluran KUR di daerah-daerah belum maksimal karena banyak petani tidak paham akan hal itu.
“Jadi, kalau ada saudara-saudara petani kita yang belum dapat KUR, mohon diajari bagaimana caranya untuk mengakses bantuan dari pemerintah ini,” ajak Moeldoko, yang juga mantan Panglima TNI ini.***