KABAR LABUAN BAJO – KTT ASEAN 2023 di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), tinggal menghitung hari.
Sebagai tuan rumah konferensi, pemerintah pusat meminta Pemkab Manggarai Barat untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan semakin tanggap bencana.
Ancaman bencana yang perlu mendapat perhatian khusus di destinasi super prioritas itu adalah banjir, sebagaimana pengalaman 4 April 2023 lalu. Ketika itu, hujan dengan intensitas tinggi membuat sejumlah titik di Labuan Bajo dikepung banjir.
Baca Juga:
Transformasi Labuan Bajo dan Target Kunjungan 1,5 Juta Wisatawan Per Tahun
“Kita berkaca dari banjir di Labuan Bajo beberapa waktu lalu,” kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno, dalam keterangan tertulisnya beberapa waktu lalu.
Menurut dia, kesiapsiagaan dan tanggap bencana merupakan hal penting bagi Pemkab Manggarai Barat, mengingat Labuan Bajo menjadi lokasi pelaksanaan KTT ASEAN, 9-11 Mei nanti.
Kemenparekraf sendiri, menurut dia, terus berupaya menanggulangi ancaman bencana yang mungkin terjadi dengan berkoordinasi bersama pemerintah daerah melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Manggarai Barat.
Baca Juga:
Ini Alasan Presiden Jokowi Pilih Labuan Bajo Menjadi Lokasi KTT ASEAN 2023
“Kami terus berkoordinasi dengan stakeholders terkait agar langkah-langkah mitigasi, prevensi, dan koreksi sehingga dampak bencana hidrometeorologi ini bisa kita atasi. Selanjutnya akan ada kajian intensif dan intervensi langsung,” ujar Sandiaga Uno.
Kemenparekraf bahkan telah menerbitkan pedoman destinasi pariwisata aman bencana dan akan disosialisasikan sebagai panduan untuk memitigasi risiko kondisi darurat.
“Kami sebagai regulator akan terus memberikan penguatan dan peningkatan ketahanan dan resiliensi destinasi pariwisata terhadap potensi bencana alam dan non-alam,” pungkasnya. klb/san