Jadi Korban Percobaan Pelecehan Saat Kecil, Imelda Parera Ajak Remaja Putri Berani ‘Speak Up’

Facebook
Twitter
WhatsApp
LinkedIn
Pinterest
Print
Imelda Parera, salah satu peserta diskusi publik yang diselenggarakan oleh PWMB serangkaian peringatan Hari Pers Nasional (HPN), Kamis 9 Februari 2023. (Foto: Itho Umar)

KABAR LABUAN BAJO – Imelda Parera membagi pengalamannya saat masih kecil, dalam diskusi publik ‘Permasalahan Perempuan dan Anak di Kota Super Premium’ yang diselenggarakan oleh Perhimpunan Wartawan Manggarai Barat (PWMB) serangkaian peringatan Hari Pers Nasional (HPN), di Ballroom Labuan Square, Labuan Bajo, Kamis 9 Februari 2023.

Menurut dia, dirinya merupakan salah satu korban percobaan pelecehan pada saat masa kecil. Karena pengalaman itu, Imelda Parera mengajak perempuan dan remaja putri agar berani ‘speak up’.

“Saya korban percobaan pelecehan pada saat masa kecil. Saya berbagi pengalaman, supaya korban atau saksi pelecehan seksual ke perempuan dan remaja putri berani speak up dan melawan. Jangan memberi ruang kepada pelaku-pelaku seperti itu,” ujarnya, di hadapan peserta diskusi yang mayoritas perempuan dan remaja putri itu.

Dalam diskusi yang dibuka secara resmi oleh Bupati Manggarai Barat Edistasius Endi itu, Imelda Parera mengaku bahwa saat kecil dulu pernah diintip orang pada waktu mandi.

“Dulu saat masih kecil, saya pernah diintip orang waktu saya mandi. Saya cari orangnya, dan pukul. Tetapi hal itu cukup meninggalkan trauma, sebab setiap kalau ke kamar mandi ada celah atau bolong sedikit, saya trauma dan takut diintip orang,” papar guru piano dan vokal ini.

Ini pula yang membuat Imelda Parera tidak menerima apabila ada orang-orang di sekitarnya yang menjadi korban pelecehan.

“Waktu SMP, teman saya mau dilecehkan oleh guru di depan saya, lalu gurunya saya tendang dan dorong sampai jatuh,” ucapnya.

“Kemudian waktu kuliah, kan nyanyi di bar sama teman band. Kalau habis manggung, saya memilih untuk duduk di belakang panggung. Karena pernah salah satu teman saya mau dilecehkan, dan orang itu saya mau pukul. Karena menghindari keributan, jadinya saya duduk, diam,” lanjut Imelda Parera.

Selanjutnya saat menjadi guru dan dipercaya mendampingi murid-murid dalam bidang kesiswaan, ia sering menangani siswa yang sebenarnya mengalami pelecehan oleh orang-orang terdekat mereka, tetapi tidak berani untuk memberitahu orang tua.

“Jadi saya juga banyak membantu anak-anak korban pelecehan dan juga korban bulying,” kata Imelda Parera.

Ia pun mengajak perempuan dan remaja putri yang hadir dalam diskusi tersebut, untuk berani melawan apabila ada yang mencoba melakukan pelecehan seksual. Korban juga harus berani berbicara, begitu juga saksi, terutama jika menempuh jalur hukum.

Diskusi publik ini menghadirkan beberapa narasumber, di antaranya Kepala Satuan Reserse dan Kriminal (Reskrim) Polres Manggarai Barat AKP Ridwan, Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Manggarai Barat Maria M Daduk, serta Koordinator Rumah Perlindungan Perempuan dan anak SSpS Labuan Bajo Suster Frederika T Hana, SSpS. klb/san

Terkini

Terpopuler

Pembuatan Undangan Digital, Klik Disini!