Ini Profil Desa Wisata Coal yang Masuk 300 Besar Nominasi Anugerah Desa Wisata Indonesia 2023

Facebook
Twitter
WhatsApp
LinkedIn
Pinterest
Print
Sunrise di Bukit Porong, Desa Wisata Coal, Manggarai Barat. (Foto: desawisatacoal.com)

KABAR LABUAN BAJO – Desa Wisata Coal menjadi satu-satunya desa wisata di Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), yang masuk daftar 300 besar nominasi Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2023.

Desa Wisata Coal merupakan salah satu desa di Kecamatan Kuwus, Manggarai Barat. Butuh waktu sekitar 3,5 jam dari Labuan Bajo untuk sampai ke desa ini.

Salah satu keunggulan daerah ini adalah memiliki keunikan wisata alam, berupa Golo Porong Tedeng. “Golo” merupakan bahasa setempat yang berarti “bukit atau gunung”.

Sementara “Porong” dalam bahasa umum di Manggarai dapat diartikan “melihat, menyaksikan”. Sementara di daerah tertentu di Manggarai Barat, termasuk Kuwus, “Porong” dapat bermakna sebagai “harapan”.

Adapun “Tedeng” dalam bahasa umum di Manggarai, bisa diartikan “selamanya, selalu, dalam waktu yang lama”.

Baca Juga:
Coal Masuk 300 Besar Nominasi Anugerah Desa Wisata Indonesia 2023

Jadi, sebagaimana dikutip dari desawisatacoal.com, tak salah jika masyarakat setempat memaknai Bukit Porong Tedeng sebagai bukit harapan, bukit yang bisa menyaksikan semuanya.

Spot bukit inilah salah satu magnet utama Desa Wisata Coal. Wisatawan yang berkunjung ke tempat ini dapat menikmati sensasi pemandangan alam dari ketinggian, bak di atas awan. Menikmati sunrise atau matahari terbit, tak akan terlupakan dari bukit ini.

Di Bukit Porong Tedeng, pengunjung juga bisa mengabadikan momen-momen indah. Sebab warga setempat juga menyuguhkan tari-tarian khas Manggarai.

Ada Tari Dewa Matahari dan Tari Wela Rana, yang biasanya disuguhkan warga setempat yang tergabung dalam Sanggar Tari Porong Ntala.

Baca Juga:
Kampanye Sadar Wisata Sasar 65 Desa Wisata di Destinasi Prioritas, Termasuk Golo Mori Labuan Bajo

Tari Dewa Matahari atau Tari Porong ditampilkan saat menyambut matahari pagi. Tari ini dibawakan oleh seorang penari sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan atas terbitnya matahari dan harapan di hari yang baru. Tarian ini hanya dipentaskan sesuai permintaan wisatawan yang berkunjung.

Sementara Tarian Wela Rana (“wela rana” secara umum artinya adalah tumbuhan yang baru pertama kali berbunga), merupakan tarian khas Manggarai yang bermakna ajakan untuk kembali ke alam.

Tak hanya memanjakan mata dengan suguhan budaya, sebab Desa Wisata Coal juga punya banyak kuliner khas yang disediakan warga setempat. Ada Rebok, Sobol, hingga Serabe.

Baca Juga:
Desa Penyangga Taman Nasional Komodo Merayu Minat Wisatawan dengan Atraksi Wisata

Soal kopi, jangan tanya lagi. Sebab ada kopi beraroma khas yang diproduksi petani Coal, yang dikenal dengan Kopi Ntala.

Desa Wisata Coal juga mengembangkan agrowisata kopi yang merupakan bagian dari paket wisata desa setempat. Para pengunjung akan mendapat pengalaman berwisata ke kebun kopi, dengan jenis yang dikembangkan adalah kopi Arabika dan kopi Robusta.

Bahkan jika waktu kunjungan tepat, maka pengunjung bisa ikut memanen kopi Arabika yang biasanya berlangsung selama April – Juni. Sedangkan kopi Robusta dipanen selama Juni – September.

Pengunjung juga bisa menyaksikan proses pengolahan kopi dengan cara tradisional.

Desa Wisata Coal dikelola sekelompok pemuda yang terorganisir dalam wadah Ikatan Pemuda Kreatif. Secara kelembagaan, kelompok ini telah diperkuat dengan terbentuknya Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Bukit Porong pada 6 Maret 2021. klb/san

Terkini

Terpopuler

Pembuatan Undangan Digital, Klik Disini!