KABAR LABUAN BAJO – Pada Rabu 22 Februari 2023 hari ini, Umat Katolik di seluruh dunia merayakan Hari Rabu Abu. Setiap tahunnya, Rabu Abu dirayakan pada tanggal yang berbeda-beda.
Rabu Abu diperingati pada 40 hari tanpa Minggu atau 44 hari dengan menghitung Minggu, sebelum dilaksanakannya hari Paskah.
Istilah Rabu Abu sendiri berasal dari ritual yang dilaksanakan, yakni mengoleskan abu pertobatan pada dahi umat disertai ucapan-ucapan.
Abu itu berasal dari daun palem yang dibakar saat perayaan Minggu Palma tahun sebelumnya. Abu yang dioleskan pada dahi tersebut berbentuk tanda salib, sebagai simbol kesedihan, penyesalan, dan pertobatan.
Karena itu, Rabu Abu juga dimaknai sebagai tanda perkabungan, pertobatan, dan merendahkan diri menuju kemenangan kebangkitan Kristus.
Dalam mengoleskan abu pada dahi umat itu, ada juga ucapan yang menyertainya. Kalimat ‘Bertobatlah dan percayalah pada Injil’, merupakan salah satu ucapan yang sering didengar ketika ritual abu dioleskan pada dahi umat.
Ucapan lainnya adalah ‘Ingatlah bahwa engkau adalah debu, dan engkau akan kembali menjadi debu’.
Selain abu dan ucapan – ucapan, Rabu Abu juga identik dengan penggunaan warna ungu yang melambangkan keagungan pada saat momen Yesus menderita dan disalibkan.
Jadi warna ungu juga bermakna, akan datang keagungan dan pengharapan pembaruan yang dirayakan dalam kebangkitan Yesus di Hari Raya Paskah nanti.
Hal lainnya yang identik dengan Rabu Abu adalah pantangan dan puasa, sebagaimana dituangkan dalam Kanonik 1251.
Sedangkan dalam Kanonik 1252, umat yang wajib melakukan pantangan adalah yang genap berusia 14 tahun ke atas. Sedangkan puasa untuk mereka yang usia dewasa (18 tahun) sampai awal 60 tahun. klb/san