KABAR LABUAN BAJO – Harga beras di Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), terus bergerak naik. Fenomena serupa juga terjadi di beberapa daerah lainnya di Bumi Flobamora itu.
Pantauan di Pasar Wae Kesambi, Labuan Bajo, Rabu 8 Maret 2023, harga beras rata-rata mengalami kenaikan Rp1.000 per kilogram.
Beras yang sebelumnya Rp12.000 per kilogram, naik menjadi Rp13.000 per kilogram. Sementara yang sebelumnya Rp13.000 per kilogram, naik menjadi Rp14.000 per kilogram.
Baca Juga:
Harga Beras di NTT Meroket, Ini Biang Keroknya
Sementara itu berdasarkan data pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Perindag) Manggarai Barat, terdapat tiga jenis beras yang harganya cenderung naik sejak akhir pekan kemarin, yakni ciherang, IR dan membramo.
Khusus beras ciherang, pada Februari lalu harganya rata-rata Rp12.000 per kilogram. Sementara di awal Maret harganya naik menjadi Rp13.000 per kilogram, dan kembali naik menjadi Rp14.000 per kilogram di akhir pekan kemarin.
Adapun beras IR, pada Februari lalu harganya sekitar Rp10.000 per kilogram. Memasuki awal Maret, harga beras IR naik menjadi Rp12.000 per kilogram, dan menjadi Rp14.000 per kilogram akhir pekan kemarin.
Adapun yang paling mahal, sebagaimana data Dinas Perindag Manggarai Barat, adalah beras membramo yang akhir pekan kemarin naik menjadi Rp15.000 per kilogram. Harga ini naik dari Februari yang rata-rata Rp13.000 per kilogram dan pada awal Maret Rp14.000 per kilogram.
Baca Juga:
Jawa Mendominasi Produksi Beras Nasional, NTT Masih di Bawah NTB
Pergerakan harga beras yang cenderung naik ini dibenarkan oleh Bupati Manggarai Barat Edistasius Endi, di Labuan Bajo, Rabu 8 Maret 2023. Namun, ia membantah kabar yang menyebutkan harga beras di destinasi wisata super prioritas itu hingga Rp21.000 per kilogram.
Menurut mantan Ketua DPRD Manggarai Barat ini, beberapa jenis beras memang mengalami kenaikan harga. Kenaikannya pun dipantau rutin oleh pemerintah setempat melalui Dinas Perindag.
Ia memastikan, kenaikan harga beras di lumbung beras NTT itu sesungguhnya bukan karena persoalan stok. Kenaikan harga ini justru dipicu karena tingginya permintaan pasar.
Baca Juga:
Moeldoko: Menahan Pupuk Sama Dengan Menahan Kebutuhan Makan Orang Indonesia
Bahkan dari hasil pantauan di lapangan, menurut Bupati Edi Endi, ada cukup banyak kendaraan dari Bali yang mencari dan membeli beras di Lembor.
“Jadi permintaan yang tinggi ini yang membuat harga beras naik. Kalau stok beras kita sebenarnya masih cukup,” kata Bupati Edi Endi.
Beberapa daerah di Manggarai Barat, memang telah memasuki masa panen gabah di awal tahun ini. Sementara di wilayah lainnya di ujung barat Pulau Flores itu baru memasuki musim panen pada bulan April dan Mei mendatang. klb/san