KABAR LABUAN BAJO – Harga beras di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), terus meroket. Kenaikan harga gila-gilaan bahkan terjadi sejak Februari lalu.
Di beberapa daerah misalnya, harga beras dilaporkan sempat naik antara Rp14.000 hingga Rp18.000 per kilogram. Bahkan ada daerah di NTT yang harganya dikabarkan sempat menginjak angka Rp21 ribu per kilogram.
Menariknya, kenaikan harga beras ini juga terpantau di Manggarai Barat yang selama ini dikenal sebagai salah satu lumbung beras di NTT.
Seperti dipantau di Pasar Wae Kesambi hingga awal Maret 2023. Semula harga beras yang rata-rata di kisaran Rp12.000 per kilogram, kini naik menjadi Rp14.000 per kilogram.
Baca Juga:
Jawa Mendominasi Produksi Beras Nasional, NTT Masih di Bawah NTB
Lonjakan harga beras ini, menurut Kanwil Perum Bulog NTT, salah satu biang keroknya disebabkan karena masih minimnya produksi beras di daerah itu.
Hal ini juga sejalan dengan data yang sempat dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) pada 1 Maret 2023, yang menyebutkan bahwa produksi beras di NTT masih jauh di bawah NTB.
Menurut BPS, dari total 31,52 juta ton produksi beras nasional sepanjang 2022, ternyata Bali, NTB dan NTT hanya menyumbang 5,24 persen atau sekitar 1,65 juta ton. Dari jumlah ini, NTB mendominasi dibandingkan NTT dan Bali, dengan total produksi beras 50,03 persen atau hampir 900 ribu ton.
Minimnya produksi beras ini membuat NTT sangat bergantung pada pasokan beras dari daerah lain, terutama Jawa Timur, Sulawesi Selatan, dan NTB. Celakanya, pasokan dari daerah-daerah tersebut juga belum maksimal.
Baca Juga:
Jadi Keluhan Petani Secara Nasional, Ketua DPR Minta Pemerintah Benahi Distribusi Pupuk
Di sisi lain, Kanwil Perum Bulog NTT sesungguhnya sudah mengajukan pendistribusian beras secara nasional atau Movnas ke daerah-daerah pemasok. Hanya saja cuaca buruk sepanjang Februari hingga awal Maret, kemungkinan menjadi kendala distribusi beras ke NTT.
Hingga 3 Maret 2023, hanya tersisa 2.000 ton stok beras di NTT. Stok ini tersedia di Gudang Bulog Kupang serta beberapa gudang yang tersebar di seluruh cabang Bulog di NTT.
“2.000 ton itu tersebar di Kupang dan di cabang-cabang,” kata Pimpinan Wilayah Perum Bulog Kanwil NTT, EYC Utomo, seperti dikutip daridari rri.co.id.
“Kemudian yang mau datang (dari Jawa Timur) sekitar 19.000 ton. Jadi nanti apabila ini sudah datang, maka stok yang ada di akhir Maret ini sekitar 21.000 ton,” imbuhnya.
Sementara itu Manager Bisnis Kanwil Perum Bulog NTT, Melky Lakapu, menambahkan bahwa dengan adanya pasokan 19.000 ton beras ke wilayah NTT, maka ketersediaan stok beras sangat mencukupi hingga memasuki Bulan Ramadan. klb/san