KABAR LABUAN BAJO – Bupati Manggarai Barat Edistasius Endi mengakui bahwa mayoritas penduduk di ujung barat Pulau Flores itu bermata pencaharian sebagai petani. Rata-rata mereka tinggal di desa, dengan tingkat kesejahteraan yang belum sesuai harapan.
Hal ini dilontarkan Bupati Edi Endi, saat panen perdana Program Tanam Jagung Panen Sapi (TJPS) musim tanam pertama (MT I) periode 2022/2023, di Desa Golo Leleng, Kecamatan Sano Nggoang, Manggarai Barat, Jumat 10 Maret 2023.
“Saya perlu gambarkan, luas kabupaten ini 9.640 ribu kilo meter persegi. Dari luas itu, 2.900-nya adalah daratan. Data juga menyajikan bahwa 78,97 persen mata pencaharian rakyat di kabupaten ini adalah petani,” paparnya, sebagaimana dilansir situs resmi Pemkab Manggarai Barat.
Baca Juga:
Harga Beras Naik, Bupati Edi Endi Sebut Ini Pemicunya
Ia sengaja memberikan gambaran ini, mengingat acara tersebut juga dihadiri Indah Sulistyorini dari Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Investasi, Ditjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian RI beserta sejumlah pejabat fungsional. Hadir pula Nikson, Kabid Tanaman Pangan Dinas Tanaman Pangan Provinsi NTT.
Menurut Bupati Edi Endi, meski mayoritas penduduk di Manggarai Barat bermata pencaharian sebagai petani, namun sektor ini hanya memberikan kontribusi 3,26 persen terhadap angka PDRB.
“Jika melihat potret ini, ada gab yang terjadi begitu jauh. Sebab para petani rata-rata tinggal di desa dan kehidupan ekonominya belum mendekati apa yang disebut dengan kesejahteraan,” ujar mantan ketua DPRD Kabupaten Manggarai Barat ini.
“Inilah yang menjadi pekerjaan rumah kita bersama. Mulai dari pemerintah pusat, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten dan pemerintah desa, yang harus ditopang oleh pihak ketiga,” imbuh Bupati Edi Endi.
Baca Juga:
Bupati Edi Endi Warning Wajib Pajak di Manggarai Barat yang Bandel
Sementara Kepala Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura dan Perkebunan Kabupaten Manggarai Barat, Laurensius Halu, SST, menjelaskan, pada musim tanam pertama tahun 2022/2023 ini Manggarai Barat merealisasikan lahan seluar 196,5 hektar.
Dari luas lahan itu, sekitar 25 hektarnya ada di wilayah Kecamatan Sano Nggoang, dengan melibatkan 25 orang petani.
Adapun Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Manggarai Barat, Ande Ade Sandi, memberikan gambaran bahwa hasil ubinan jagung yang telah dilakukan pihaknya di lokasi itu adalah 10,88 ton perhektar.
“Hasil ini cukup tinggi. Jika kita konversi menjadi jagung pipilan, maka hasilnya akan menjadi 4,24 ton perhektar,” kata Ade Sandi. klb/san