KABAR LABUAN BAJO – Orangtua yang memiliki anak, sudah pasti memiliki keinginan untuk memberikan pendidikan yang layak bagi anaknya. Banyak preferensi yang ditawarkan, mulai dari letak geografis, fasilitas, biaya, dan pendekatan lembaga.
Kehadiran para biarawati, lengkap dengan misi kemanusiaan khususnya bidang pendidikan, telah menciptakan sebuah ruang hangat sekaligus ramah bagi anak di kota Ruteng. Tak dipungkiri, para biarawati telah menjadi bagian penting dari perjalanan pendidikan anak-anak di kota dingin itu.
Dosen Prodi Kebidanan Unika St Paulus Ruteng, Rini Padeng, menyebutkan bahwa semangat spiritualitas dari lembaga pendidikan para biarawati adalah salah satu alasan mengapa para orang tua memilih lembaga pendidikan para biarawati.
Baca Juga:
Biarawati di Ruteng: Penuhi Hak Pendidikan Bagi Anak-anak (1)
Pilihan ini tentu berdasar, sebab anaknya sudah merasakan manfaat dari keberadaan lembaga pendidikan para biarawati.
“Materi pendidikan mungkin saja sama dengan sekolah lain. Tetapi kesempatan bagi anak untuk belajar tentang spiritualitas lebih terbuka. Sehingga ada keseimbangan antara akademik dan spiritual, yang nantinya menjadi dasar bagi anak di masa depan,” kata Rini.
Sementara Yun Hami, salah satu orangtua siswa, yang merasakan manfaat dari keberadaan biarawati mengaku sekolah yang dikelola oleh para biarawati menjadi pilihan tepat bagi anak untuk belajar keagamaan, khususnya agama Katolik.
Hal lain yang menjadi pertimbangan dasar para orang tua memilih lembaga pendidikan yang dikelola para biarawati adalah karena adanya jaminan kepercayaan bahwa anak-anak dididik dengan baik.
Baca Juga:
Menjadi Pejabat
“Baik dalam artian ruang belajar yang menyenangkan dan tanpa paksaan,” tutur ibu dua anak ini.
Kemudahan lain yang didapatkan adalah adanya fasilitas antar-jemput. Hal ini sangat membantu para orangtua yang bekerja di luar rumah.
“Biayanya juga terbilang sangat terjangkau dan boleh dikatakan sepadan dengan yang kita dapatkan,” ujar Yun.
Semua Tenaga Didik Adalah Biarawati
Tenaga pendidik yang bekerja di lembaga pendidikan para biarawati ini didominasi oleh para suster. Mereka dibiayai oleh kongregasi untuk menempuh pendidikan lanjutan ke jenjang universitas.
Hal ini seperti yang diungkapkan Kepala Sekolah TKK Bunga Mawar St Elisabeth, Sr Tresa Fse. Menurut dia, semua tenaga pendidik di TKK Bunga Mawar adalah lulusan keguruan.
“Ini semacam pembuktian bahwa kami tidak hanya mengedepankan sisi religius, tetapi juga memberikan kualitas yang baik dari segi kualifikasi pengajar,” kata Sr Tresa.
Baca Juga:
21 Februari: Hari Peduli Sampah Nasional
Disinggung soal sumber dana operasional, Sr Tresna mengaku sejauh ini sebagian besar dibiayai oleh kongregasi. Dana yang didapatkan dari para oangtua hanya cukup untuk membayar guru dan operasional prosedur KBM.
“Biaya seperti perawatan gedung dan lainnya, kami masih dibiayai kongregasi. Kalau kurang ya tinggal diakali caranya supaya tetap cukup,” urainya.
Soal dukungan pemerintah daerah, ia mengaku bahwa pihaknya menerima dana berupa Bantuan Operasional Penyelenggaraan (BOP).
“Jumlahnya tidak banyak. Tetapi biaya tetap lebih banyak dari kongregasi,” pungkasnya, sembari menegaskan bahwa para biarawati tidak bertujuan mencari keuntungan. klb/atrari senudinari (selesai)