KABAR LABUAN BAJO – Bank Indonesia (BI) memperkirakan perekonomian di Nusa Tenggara Timur tahun 2023 bertumbuh pada kisaran 3,68 – 4,48 persen secara cumulative – to – cumulative (ctc) atau naik dibandingkan tahun sebelumnya.
Ada beberapa faktor yang mendorong pertumbuhan ekonomi NTT. Mulai dari perdagangan, pertanian, hingga pelaksanaan KTT ASEAN di Labuan Bajo.
Hal ini sebagaimana diungkapkan Deputi Kepala Perwakilan BI Provinsi NTT Daniel Agus Prasetyo, saat menjadi narasumber dalam seminar fiskal dan ekonomi regional, di Kupang, Kamis 2 Maret 2023.
Baca Juga:
Ini Alasan Presiden Jokowi Pilih Labuan Bajo Menjadi Lokasi KTT ASEAN 2023
“Perkiraan pertumbuhan ekonomi NTT berkisar 3,68 – 4,48 persen, naik dibandingkan dengan 2022,” papar Daniel, dalam kegiatan yang diikuti mahasiswa dari sejumlah perguruan tinggi di Kota Kupang serta perwakilan dari beberapa instansi yang mengikuti seminar secara virtual ini, dikutip dari Antara.
Ia menjelaskan, perkiraan pertumbuhan ekonomi NTT didorong banyak faktor. Salah satunya dari sektor pertanian berupa Program Tanam Jagung Panen Sapi (TJPS) kemitraan dengan target luas panen mencapai 105 ribu hektare (ha) pada 2023.
Ada juga perluasan Program Food Estate di Sumba Tengah 15 ribu ha dan Belu 5.000 ha serta Bena 7.215 ha; optimalisasi pemanfaatan Bendungan Napun Gete, Kabupaten Sikka; pengembangan ekosistem peternakan dan rumput laut dengan pola kemitraan; dan lainnya.
Daniel juga menyebut sektor akomodasi makan minum berupa perhelatan KTT ASEAN di Labuan Bajo, fenomena revenge travel yang berlanjut dan penyelenggaraan berbagai acara strategis secara luar jaringan (luring), turut mendorong pertumbuhan ekonomi NTT.
Baca Juga:
Jelang KTT ASEAN, Pembangunan Jembatan dan Jalan Labuan Bajo – Golo Mori Hampir Rampung
Begitu pula sektor konstruksi. Misalnya berupa penyelesaian pembangunan infrastruktur pemulihan ekonomi nasional; percepatan pengembangan kawasan Golo Mori Labuan Bajo; pembangunan proyek strategis nasional yang berlanjut, dan lainnya.
Faktor pendorong lainnya adalah dari sektor perdagangan. Meningkatnya mobilitas masyarakat pasca pelonggaran kebijakan pembatasan, tahun politik 2023 dan 2024, hingga meningkatnya ekonomi negara mitra dagang utama seperti Timor Leste, membantu pertumbuhan ekonomi NTT.
Meski ada perkiraan naik, namun Daniel tak menampik jika ada juga faktor penahan pertumbuhan ekonomi NTT.
“Kami memperkirakan pertumbuhan tidak cepat dan tidak lebih tinggi dari nasional,” ujar Daniel.
Baca Juga:
Begini Penampakan dan Makna Logo KTT ASEAN 2023
Ia menyebut beberapa faktor pemicunya. Salah satunya realisasi vaksinasi dosis dua yang belum mencapai 70 persen. Faktor penahan lain berupa harga pupuk dunia yang meningkat, kenaikan harga bahan bakar minyak akibat gangguan pasokan energi dan komoditas, ketegangan geopolitik Rusia-Ukraina, dan lainnya.
Meski begitu, Daniel tetap optimistis. Ia tetap mengingatkan adanya risiko, dan jangan sampai kehilangan momentum.
“Tetap ada optimisme, dan yang penting kita tetap waspada terhadap risiko dan jangan sampai kita kehilangan momentum atau peluang,” pungkasnya. klb/ant/san