26 Juli: Hari Mangrove Sedunia

Facebook
Twitter
WhatsApp
LinkedIn
Pinterest
Print
Ilustrasi - Pohon bakau. (Foto: Pixabay)

KABAR LABUAN BAJO – Tanggal 26 Juli diperingati sebagai Hari Mangrove Sedunia Mangrove atau World Mangrove Day. Peringatan ini juga sering disebut International Day for the Conservation of the Mangrove Ecosystem atau Hari Internasional untuk Konservasi Ekosistem Mangrove.

Peringatan tersebut sesuai keputusan UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) atau badan PBB yang menangani Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan, yang menetapkan tanggal 26 Juli sebagai Hari Internasional untuk Konservasi Ekosistem Mangrove.

UNESCO memproklamasikan peringatan tersebut tanggal 26 Juli 2015. Keputusan tersebut bermula dari usulan Ekuador dengan dukungan dari GRULAC (Group of Latin America and Caribbean).

Baca Juga:
8 Juni: Hari Laut Sedunia

Ekuador bersama negara-negara anggota GRULAC selama belasan tahun sebelumnya telah merayakan Hari Mangrove setiap tanggal 26 Juli. Pada tanggal tersebut, tahun 1998, terjadi aksi besar di Ekuador yang melibatkan organisasi lingkungan dari beberapa negara tetangga, seperti Honduras, Guatemala, dan Colombia.

Aksi ini menyuarakan penolakan terhadap penebangan mangrove yang semakin merajalela, untuk kepentingan tambak udang. Hal itu untuk memenuhi tingginya permintaan pasar komoditas udang dari Amerika, Eropa, dan Jepang.

Apalagi, konversi mangrove menjadi tambak dilakukan secara membabi-buta. Bahkan masyarakat lokal banyak yang terusir dari lahan miliknya, sementara di sisi lain tanah dan air mengalami polusi.

Baca Juga:
5 Juni: Hari Lingkungan Hidup Sedunia

Tragisnya lagi, salah seorang aktivis lingkungan yang ikut dalam aksi bersama pada tanggal 26 Juli 1988, mengalami serangan jantung dan meninggal dunia.

Kejadian tanggal 26 Juli 1998 tersebut menjadi momen emosional bagi warga Ekuador dan sekitarnya, sehingga diperingati setiap tahun sebagai Hari Mangrove.

Di samping mempertimbangkan peristiwa tersebut, UNESCO juga melihat bahwa sejak tahun 1980, dunia telah kehilangan separuh dari hutan bakau. Beberapa negara bahkan telah kehilangan lebih dari 80 persen populasi bakau mereka.

Padahal mangrove yang tumbuh di daerah pantai tropis dan subtropis, berperan penting. Mangrove dapat menahan salinitas tinggi, banjir pasang surut, dan kadar oksigen rendah. Hutan mangrove juga menyediakan habitat yang kaya bagi banyak organisme seperti ikan dan krustasea. klb/angela

Terkini

Terpopuler

Pembuatan Undangan Digital, Klik Disini!