KABAR LABUAN BAJO – Tanggal 26 Juli diperingati sebagai Hari Kemerdekaan Maladewa (Maldives). Negara dengan pantai indah yang unik ini merdeka dari Kerajaan Inggris, pada tanggal 26 Juli 1965.
Maladewa merupakan salah satu negara paling unik di dunia. Maklum, negara ini memiliki 26 atol (pulau yang terbentuk dari batuan koral) alami, dan kurang lebih 1.192 pulau. Male adalah ibu kota Maladewa.
Data menyebutkan, Maladewa memiliki tinggi rata-rata permukaan tanah sekitar 1.5 meter di atas permukaan laut. Bahkan puncak tertinggi Maladewa hanya 2.3 meter di atas permukaan laut. Hal ini menjadikannya negara dengan permukaan terendah di seluruh dunia, juga dikenal sebagai negara yang memiliki puncak tertinggi paling rendah di dunia.
Baca Juga:
30 Juni: Hari Kemerdekaan Republik Demokratik Kongo
Maladewa memiliki sejarah yang panjang. Bahkan beberapa sumber menyebut, sejak abad 6 hingga 5 SM, Maladewa sudah memiliki kerajaan. Budha pada awalnya menjadi keyakinan masyarakat setempat, sebelum kemudian pengaruh Muslim cukup kuat.
Pada tahun 1558, Portugis mendirikan sebuah garnisun kecil dengan “Viador” (Viyazoru), atau pengawas dari pabrik di Maladewa, yang mereka kelola dari koloni utama mereka di Goa. Namun mereka diusir, karena memaksakan pengaruh Kristen di wilayah itu.
Kemudian pada pertengahan abad ke-17, Belanda yang menggantikan Portugis sebagai kekuatan dominan di Ceylon, mendirikan hegemoni atas urusan Maladewa tanpa melibatkan diri secara langsung dalam urusan lokal, yang diatur menurut adat Islam yang sudah berusia berabad – abad.
Selanjutnya giliran Inggris yang mengusir Belanda dari Ceylon pada tahun 1796, dan memasukkan Maladewa sebagai Protektorat Inggris.
Status Maladewa sebagai protektorat Inggris secara resmi tercatat dalam perjanjian tahun 1887, di mana Sultan Muhammad Mueenuddeen II yang menerima pengaruh Inggris atas hubungan dan pertahanan eksternal Maladewa sambil tetap mempertahankan pemerintahan dalam negeri, yang terus diatur oleh warga Muslim melalui institusi tradisional dengan imbalan upeti tahunan.
Baca Juga:
26 Juni: Hari Kemerdekaan Madagaskar
Pada periode Inggris, kekuasaan Sultan diambil alih oleh Ketua Menteri, yang membuat Gubernur Jenderal Inggris kecewa karena terus berurusan dengan Sultan yang tidak efektif. Akibatnya, Inggris mendorong pengembangan monarki konstitusional, dan Konstitusi pertama diproklamasikan pada tahun 1932.
Namun, pengaturan baru tidak menguntungkan Sultan yang sudah tua atau Ketua Menteri yang cerdik, melainkan sekelompok reformis berpendidikan Inggris. Akibatnya, massa yang marah dihasut untuk menentang Konstitusi yang dirobek di depan umum.
Maladewa tetap menjadi protektorat mahkota Inggris sampai tahun 1953 ketika kesultanan ditangguhkan dan Republik Pertama dideklarasikan di bawah kepresidenan yang berumur pendek, Muhammad Amin Didi.
Baca Juga:
27 April: Hari Kemerdekaan Togo
Saat menjabat sebagai Perdana Menteri pada 1940-an, Didi menasionalisasikan industri ekspor ikan. Ia juga dikenang sebagai pembaharu sistem pendidikan dan promotor hak-hak perempuan.
Namun konservatif di Malé, akhirnya menggulingkan pemerintahannya, dan selama kerusuhan karena kekurangan pangan, Didi dipukuli oleh massa dan meninggal dunia.
Berakhirnya Perang Dunia II membawa kemerdekaan dua negara tetangga, Sri Lanka dan India, yang keduanya dijajah oleh Inggris, memotivasi Maladewa untuk mengejar kemerdekaannya sendiri.
Akhirnya pada 26 Juli 1965, Maladewa meraih kemedekaannya dari Inggris. Kemerdekaan ini sangat penting, karena memberi negara kemampuan untuk mengendalikan ekonominya dan berkembang sesuai keinginannya. klb/angela