KABAR LABUAN BAJO – Tanggal 25 Mei menjadi hari lahir Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI). Organisasi kemahasiswaan ekstrakampus ini didirikan di Yogyakarta, pada tanggal 25 Mei 1947.
PMKRI merupakan salah satu organisasi kemasyarakatan berbasis mahasiswa yang cukup besar di Indonesia, di samping HMI, PMII, GMNI, GMKI, KMHDI, dan lainnya.
PMKRI menjadi organisasi pengkaderan, pembinaan dan perjuangan mahasiswa Katolik yang berasaskan Pancasila, dijiwai nilai-nilai kekatolikan, dan semangat kemahasiswaan.
Baca Juga:
17 April: Hari Lahir PMII
Disarikan dari beberapa sumber, meski secara resmi didirikan pada 25 Mei 1947, namun cikal bakal kehadiran PMKRI yang dikenal saat ini sesungguhnya sudah ada jauh sebelumnya, saat berdirinya tiga Katholieke Studenten Vereniging (KSV).
Mulai dari KSV Sanctus Bellarminus, Batavia yang didirikan di Jakarta, 10 November 1928; KSV Sanctus Thomas Aquinas Bandung, yang didirikan di Bandung, 14 Desember 1947; hingga KSV Sanctus Lucas Surabaya, yang didirikan di Surabaya, 12 Desember 1948.
Tak hanya KSV, sebab ada pula Perserikatan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Yogyakarta yang pertama kali diketuai oleh Munadjat Danusaputro, dan didirikan pada tanggal 25 Mei 1947.
Baca Juga:
23 Maret: Hari Lahir GMNI
Pada tahun 1949, tiga KSV yang ada membentuk Federasi KSV yang diketuai oleh Gan Keng Soei (KS Gani) dan Ouw Jong Peng Koen (PK Ojong). Federasi KSV ini berkeinginan untuk berfusi dengan Perserikatan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia Yogyakarta saat itu.
Keinginan fusi ini berangkat dari pertemuan antar KSV di penghujung 1949, yang menghasilkan keputusan bersama bahwa “…Kita bukan hanya mahasiswa Katolik, tetapi juga mahasiswa Katolik Indonesia…”
Federasi KSV akhirnya mengutus KS Gani dan PK Ojong untuk mengadakan pertemuan dengan moderator dan pimpinan PMKRI Yogyakarta. Setelah mendapat saran dan berkat dari Vikaris Apostolik Batavia yang pro Indonesia, yaitu Mgr Peter J Willekens SJ, utusan Federasi KSV (kecuali PK Ojong yang batal hadir karena sakit) bertemu dengan moderator pada tanggal 18 Oktober 1950.
Baca Juga:
20 Mei: Hari Kebangkitan Nasional
Pertemuan dengan Ketua PMKRI Yogyakarta saat itu, yaitu PK Haryasudirja, bersama stafnya, berlangsung sehari kemudian. Dalam pertemuan – pertemuan tersebut, intinya utusan Federasi KSV, KS Gani, mengajak dan membahas keinginan untuk fusi.
Maksud Federasi KSV ini pun mendapat tanggapan positif moderator dan pimpinan PMKRI Yogyakarta. Dari pertemuan itu, dihasilkan dua keputusan lain. Pertama, setelah pertemuan tersebut, masing – masing organisasi harus mengadakan Kongres untuk membahas rencana fusi.
Kedua, Kongres Gabungan antara Federasi KSV dan PMKRI Yogyakarta akan berlangsung di Yogyakarta tanggal 9 Juni 1951.
Selanjutnya tanggal 9 Juni 1951, Kongres Gabungan dilaksanakan dan dibuka secara resmi oleh PK Haryasudirja selaku wakil PMKRI Yogyakarta bersama KS Gani yang mewakili Federasi KSV.
Di luar dugaan, Kongres yang semula direncanakan berlangsung hanya sehari, ternyata berjalan alot terutama dalam pembahasan satu topik, yakni penetapan tanggal berdirinya PMKRI.
Baca Juga:
2 Mei: Hari Pendidikan Nasional
Pada saat belum menemui kesepakatan, Kongres Gabungan sempat diskors guna memberikan kesempatan kepada masing-masing organisasi untuk kembali mengadakan Kongres secara terpisah, pada tanggal 10 Juni 1951.
Akhirnya, Kongres Gabungan untuk fusi-pun kembali digelar pada tanggal 11 Juni 1951 dan berhasil menghasilkan 14 keputusan.
Di antaranya, Federasi KSV dan PMKRI Yogyakarta berfusi menjadi satu sebagai organisasi nasional mahasiswa Katolik bernama Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia, yang kemudian disingkat PMKRI.
Baca Juga:
23 April: Hari Buku Sedunia
PMKRI disepakati didirikan di Yogyakarta, pada tanggal 25 Mei 1947, sesuai tanggal berdirinya Perserikatan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Yogyakarta.
Selanjutnya, PMKRI berkedudukan di tempat kedudukan Pengurus Pusat PMKRI, dengan empat cabang pertama PMKRI yakni PMKRI Cabang Yogyakarta, PMKRI Cabang Bandung, PMKRI Cabang Jakarta, dan PMKRI Cabang Surabaya.
Kongres Gabungan untuk fusi juga disepakati sebagai Kongres I PMKRI, dengan PK Haryasudirja secara aklamasi ditetapkan sebagai Ketua Umum PP PMKRI periode 1951-1952.
Hingga kini, PMKRI memiliki sekitar 84 cabang yang tersebar di hampir seluruh provinsi dan kota di Indonesia. Ada pula calon cabang serta kota jajakan.
Di luar negeri, PMKRI tergabung dalam International Movement of Chatolic Student (IMCS). PMKRI juga menjalin hubungan dengan WSCF (World Student Christian Federation) dan IYCS (International Young Christian Student). klb/angela