KABAR LABUAN BAJO – Hingga saat ini, beberapa pihak masih memperdebatkan tentang hari jadi Kabupaten Manggarai Barat. Ada yang menyebut Hari Ulang Tahun ‘Bumi Komodo’ itu seharusnya diperingati pada tanggal 25 Februari. Ada pula yang memilih tanggal 27 Januari.
Terlepas dari polemik itu, pemerintah setempat memilih tanggal 25 Februari sebagai Hari Ulang Tahun Kabupaten Manggarai Barat.
Dan untuk tahun 2023 ini, puncak peringatan Hari Ulang Tahun Kabupaten Manggarai Barat dipusatkan di Gua Batu Cermin (GBC ) Labuan Bajo, dengan rangkaian kegiatan berlangsung tanggal 24-26 Februari.
Baca Juga:
Ini Alasan Presiden Jokowi Pilih Labuan Bajo Menjadi Lokasi KTT ASEAN 2023
Dikutip dari situs resmi Pemkab Manggarai Barat, daerah ini merupakan salah satu kabupaten di Pulau Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Wilayah Kabupaten Manggarai Barat meliputi daratan Pulau Flores bagian barat dan beberapa pulau kecil di sekitarnya seperti Pulau Komodo, Pulau Rinca, Pulau Padar, Pulau Seraya Besar, Pulau Seraya Kecil, Pulau Bidadari, Pulau Longos, dan lainnya.
Kabupaten dengan ibu kota Labuan Bajo ini secara administratif berbatasan dengan Laut Flores di utara, Kabupaten Manggarai di timur, Selat Sumba dan Laut Sawu di selatan, serta Selat Sape di barat.
Kabupaten ini hasil pemekaran dari Kabupaten Manggarai berdasarkan UU Nomor 8 Tahun 2003, yang disahkan dalam Sidang Paripurna DPR RI di Jakarta, pada tanggal 27 Januari 2003.
Baca Juga:
ASEAN Summit, Erick Thohir: Kalau Bali Bisa, Labuan Bajo Juga Pasti Bisa!
Ada catatan sejarah panjang untuk Manggarai Barat menjadi daerah otonom. Semuanya bermula dari ide pemekaran wilayah Kabupaten Manggarai Barat yang sudah muncul sejak tahun 1950-an. Ide ini dimunculkan pertama kali oleh Lambertus Kape, tokoh Manggarai asal Kempo, yang pernah duduk sebagai anggota Konstituante di Jakarta.
Kemudian pada tahun 1963, aspirasi untuk memekarkan Kabupaten Manggarai dengan membentuk Kabupaten Manggarai Barat mulai diperjuangkan secara formal melalui jalur politik oleh Partai Katolik Subkomisariat Manggarai.
Selanjutnya pada tahun 1982, Manggarai Barat diberikan status Wilayah Kerja Pembantu Bupati Manggarai Bagian Barat dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor: 821.26-1355 tanggal 11 November 1982.
Akhirnya setelah melalui perjuangan panjang dan melelahkan oleh banyak tokoh sejak akhir 1990-an hingga awal 2000-an, Kabupaten Manggarai Barat resmi dibentuk berdasarkan UU Nomor 8 Tahun 2003.
Pada tanggal 1 September 2003, Drs Fidelis Pranda dilantik menjadi Pejabat Bupati Manggarai Barat, yang bertugas menjalankan pemerintahan serta mempersiapkan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) definitif.
Selanjutnya melalui proses demokrasi pada Pilkada 2005, Drs Fidelis Pranda dan Drs Agustinus Ch Dula terpilih menjadi Bupati dan Wakil Bupati Manggarai Barat.
Kemudian pada Pilkada 2010, Drs Agustinus Ch Dula dan Drs Maximus Gasa yang terpilih menjadi Bupati dan Wakil Bupati Manggarai Barat.
Pada Pilkada 2015, Drs Agustinus Ch Dula dan Drh Maria Geong, PhD, terpilih menjadi Bupati dan Wakil Bupati Manggarai Barat.
Adapun pada Pilkada 2020, Edistasius Endi, SE dan dr Yulianus Weng, MKes, yang terpilih menjadi Bupati dan Wakil Bupati Manggarai Barat.
Pada awal pembentukannya, Kabupaten Manggarai Barat terbagi atas 7 kecamatan, masing-masing Kecamatan Komodo, Kecamatan Sano Nggoang, Kecamatan Boleng, Kecamatan Lembor, Kecamatan Welak, Kecamatan Kuwus, dan Kecamatan Macang Pacar.
Kemudian pada tahun 2011, wilayah Manggarai Barat terbagi atas 10 kecamatan, setelah adanya pemekaran kecamatan. Kecamatan Lembor Selatan, Kecamatan Mbeliling dan Kecamatan Ndoso, adalah tiga kecamatan baru hasil pemekaran. Pemekaran kecamatan kembali dilakukan pada tahun 2017, dengan tambahan Kecamatan Pacar dan Kecamatan Kuwus Barat.
Dengan demikian, saat ini total ada 12 kecamatan di Kabupaten Manggarai Barat. Sebanyak 5 kelurahan dan 164 desa tersebar di 12 kecamatan tersebut.
Saat ini, Kabupaten Manggarai Barat menjadi daerah di NTT yang paling menyita perhatian masyarakat Indonesia dan dunia. Maklum, daerah itu memiliki ikon berupa biawak purba Komodo serta berbagai objek wisata yang menarik minat wisatawan untuk berkunjung.
Labuan Bajo bahkan dibaptis menjadi destinasi wisata super prioritas oleh pemerintah pusat. Tahun 2022 lalu, Labuan Bajo dipercaya menjadi tempat pelaksanaan side even G20. Sementara tahun 2023, Labuan Bajo akan menjadi tempat pelaksanaan KTT ASEAN. klb/san