KABAR LABUAN BAJO – Tanggal 25 April diperingati sebagai Hari Malaria Sedunia atau World Malaria Day. Hari Malaria Sedunia tersebut ditetapkan oleh negara anggota WHO pada Sidang Majelis Kesehatan Dunia tahun 2007.
Hari Malaria Sedunia diperingati sebagai bentuk sorotan kebutuhan akan investasi berkelanjutan dan komitmen politik untuk pencegahan dan pengendalian malaria.
Hari Malaria Sedunia juga dirayakan sebagai upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dunia terkait bahaya penyakit malaria.
Baca Juga:
23 April: Hari Buku Sedunia
Untuk Hari Malaria Sedunia 2023, WHO mengusung tema “Waktu untuk Memberikan Nol Malaria: Investasi, Inovasi, Implementasi”.
Dalam tema ini, WHO fokus pada “i” ketiga (implementasi), khususnya terkait pentingnya menjangkau populasi yang terpinggirkan dengan alat dan strategi yang tersedia saat ini.
Disarikan dari berbagai sumber, malaria tergolong penyakit menular dan berbahaya. Anak-anak hingga orang dewasa dapat terkena penyakit karena gigitan nyamuk ini.
Baca Juga:
22 April: Hari Bumi
Penyakit malaria sudah ada sejak 2700 SM. Penyakit yang satu ini bersumber dari protozoa parasit dari jenis plasmodium, yang dibawa nyamuk Anopheles.
Parasit malaria ini diketahui ketika CLA Laveran menemukan adanya parasit dalam tubuh seorang pasien penderita malaria pada tahun 1880.
Pada tahun 1852, malaria mulai dikenal di Indonesia. Hal tersebut dibuktikan karena adanya tentara Belanda yang terkena penyakit malaria di Cirebon pada tahun 1852-1854. klb/san