KABAR LABUAN BAJO – Tanggal 24 Maret diperingati sebagai Hari Tuberkulosis Sedunia. Tanggal tersebut dipilih terkait penemuan pertama kali bakteri yang menyebabkan Tuberkulosis (TB).
Seperti diketahui, pada tanggal 24 Maret 1882 silam, Dr Robert Koch mengumumkan bahwa ia telah menemukan bakteri yang menyebabkan TB. Penemuan tersebut membuka jalan menuju diagnosis dan upaya menyembuhkan penyakit ini.
TB merupakan salah satu penyakit menular paling mematikan di dunia. Dikutip dari who.int, Jumat 24 Maret 2023, setiap hari lebih dari 4.100 orang kehilangan nyawa karena TB. Selain itu, hampir 28.000 orang jatuh sakit, akibat penyakit yang dapat dicegah dan disembuhkan ini.
Baca Juga:
22 Maret: Hari Air Sedunia
Upaya global untuk memerangi TB telah menyelamatkan sekitar 74 juta jiwa sejak tahun 2000.
Namun, pandemi Covid-19 telah membalikkan kemajuan bertahun-tahun yang dibuat dalam perjuangan untuk mengakhiri TB. Untuk pertama kalinya dalam lebih dari satu dekade, kematian TB meningkat pada tahun 2020.
Bahkan tahun 2021, sebanyak 10,6 juta orang jatuh sakit karena TBC. Kemudian 1,6 juta orang meninggal karena TB pada tahun yang sama.
Baca Juga:
21 Maret: Hari Puisi Sedunia
Tingginya angka sakit dan kematian akibat TB, membuat WHO mengangkat tema ‘Yes! Kita bisa mengakhiri TB!’ untuk Hari Tuberkulosis Sedunia 2023.
Tema ini diangkat dengan maksud untuk menginspirasi harapan dan mendorong kepemimpinan tingkat tinggi, peningkatan investasi, penyerapan rekomendasi WHO yang lebih cepat, adopsi inovasi, percepatan tindakan, dan kolaborasi multisektoral untuk memerangi epidemi TB.
Tahun ini sangat penting, dengan peluang untuk meningkatkan visibilitas dan komitmen politik pada Pertemuan Tingkat Tinggi PBB tahun 2023 tentang TB.
Sorotan Hari TB Sedunia 2023 adalah mendesak negara-negara untuk meningkatkan kemajuan menjelang Pertemuan Tingkat Tinggi PBB ini.
WHO juga akan mengeluarkan seruan untuk bertindak dengan mitra yang mendesak negara – negara anggota untuk mempercepat peluncuran rejimen pengobatan semua-oral yang lebih pendek yang direkomendasikan WHO untuk TB yang resistan terhadap obat. klb/san