KABAR LABUAN BAJO – Tanggal 2 Juli diperingati sebagai Hari Jurnalis Olahraga Sedunia. Peringatan tersebut dicetus pada tahun 1994 oleh Asosiasi Pers Olahraga Internasional.
Dikutip dari National Today, jurnalisme olahraga mulai berkembang selama tahun 1800-an. Namun pada saat itu, hanya berpusat pada olahraga elitis dan lebih terfokus pada pelaporan konteks sosial dari acara olahraga.
Baru pada tahun 1920-an, profesi ini mulai terbentuk. Saat itu surat kabar mendedikasikan lebih banyak waktu dan ruang untuk jurnalisme olahraga.
Baca Juga:
3 Mei: Hari Kebebasan Pers Sedunia
Bahkan pada tahun 1924, Asosiasi Pers Olahraga Internasional (AIPS) didirikan di Paris, Prancis, dengan nama L’Association Internationale de la Presse Sportive.
Pada tahun 1994, AIPS merayakan Hari Jurnalis Olahraga Dunia untuk pertama kalinya, untuk memperingati hari jadinya yang ke-70. Sejak itu, Hari Jurnalis Olahraga Sedunia dirayakan pada tanggal 2 Juli setiap tahun.
AIPS kini berkantor pusat di ibu kota Olimpiade Lausanne, Swiss. AIPS adalah organisasi independen dengan 160 asosiasi anggota, yang menerima pendanaan melalui iuran keanggotaan dan kontribusi dari badan dan federasi internasional lainnya.
Baca Juga:
1 April: Hari Penyiaran Nasional
Jurnalisme olahraga adalah jenis tulisan yang berfokus pada topik yang berpusat pada olahraga. Jurnalisme olahraga berkembang pada tahun 1800-an, khususnya tahun 1820-an dan 1830-an.
Pada awalnya, pemberitaan difokuskan terutama pada olahraga elit seperti pacuan kuda dan tinju, terutama ditargetkan pada kelas atas, karena surat kabar berada di luar jangkauan massa.
Abad ke-20 menyaksikan ledakan besar dalam popularitas jurnalisme olahraga. Pada tahun 1880, hanya 0,4 persen ruang yang didedikasikan untuk olahraga di surat kabar. Angka ini naik menjadi 20 persen pada tahun 1920-an, ketika surat kabar mulai mempekerjakan reporter khusus untuk liputan olahraga.
Bahkan saat ini, jurnalisme olahraga tidak hanya memanfaatkan media cetak, tetapi juga radio, televisi, hingga internet. klb/angela