19 Maret 1995: Nike Ardilla Meninggal Dunia

Facebook
Twitter
WhatsApp
LinkedIn
Pinterest
Print
Nike Ardilla. (Foto: Instagram/@musicaklasik)

KABAR LABUAN BAJO – Tanggal 19 Maret 1995, dunia hiburan Tanah Air berduka. Pada hari itu, penyanyi cantik yang sedang berada di puncak karir dan memiliki banyak penggemar di dalam dan luar negeri, meninggal dunia dalam sebuah kecelakaan tunggal.

Mobil Honda Civic berwarna biru metalik dengan nomor polisi D 27 AK yang dikendarainya sepulang dari Diskotik Polo, menabrak pagar beton bak sampah di Jalan Raden Eddy Martadinata, Bandung, Jawa Barat. Ia mengalami luka parah di kepala dan memar-memar di dadanya, hingga akhirnya menghembuskan napas terakhir.

Ia adalah Nike Ardilla. Penyanyi ini memiliki nama lengkap Raden Rara Nike Ratnadilla Kusnadi. Ia lahir di Bandung pada tanggal 27 Desember 1975, dari pasangan Raden Edi Kusnadi dan Nining Ningsihrat.

Oleh penggemarnya, ia dijuluki sebagai “Ratu Rock Indonesia” dan “Ratu Pop Remaja Indonesia”, walau di awal kariernya ia bukan penyanyi bergenre rock. Ia juga dikenal sebagai pemain film serta model.

Baca Juga:
21 Februari: Hari Lahir Jeanne Calment, Manusia dengan Rekor Umur Tepanjang

Meski sudah tiada, namanya terus bersinar. Bahkan Majalah Asia Week pernah menafsirkan Nike Ardilla dalam sebuah kalimat satir “In Dead She Soared” atau “Dalam Kematian Dia Bersinar”.

Setiap tahun, ribuan penggemar yang tergabung dalam Nike Ardilla Fans Club melakukan ritual khusus pada tanggal 19 Maret dan 27 Desember yaitu berziarah ke makam Nike Ardilla di TMP Cidudu Imbanagara, Ciamis, Jawa Barat.

Mereka juga mengadakan acara mengenang Nike Ardilla seperti memutarkan film dan menyanyikan lagu-lagu Nike Ardilla di Bandung, tempat kelahirannya, juga tempat ia berpulang.

Bukan itu saja, tempat-tempat disucikan para penggemar banyak didirikan, seolah – olah Nike Ardilla adalah pahlawan dan tokoh baru pada zaman ini.

Baca Juga:
Si ‘Emak’ Nani Wijaya Tutup Usia

Nike Ardilla Resto and Gallery dibangun untuk mengenangnya di Sulawesi Barat dan Sulawesi Selatan.

Bagaikan museum, makamnya juga selalu ramai dikunjungi semua kalangan. Hingga tidak salah ketika George Quinn, menahbiskan Nike Ardilla setara dengan Para Wali.

Ada pula museum yang didirikan di Jalan Soekarno – Hatta, Bandung. Semua barang-barang milik Nike Ardilla tersimpan rapi di sana, seperti pakaian yang dikenakannya saat kejadian dan replika kamar Nike Ardilla.

Di Sulawesi Barat, terdapat sebuah rumah makan dengan nama Rumah Makan Nike Ardilla yang berlokasi di Wonomulyo, Polewali Mandar. Setiap hari, rumah makan ini memutarkan lagu-lagu Nike Ardilla.

Baca Juga:
Rossa Bagi Pengalaman Mendebarkan dalam Pesawat

Pada tahun 2018, setelah 23 tahun Nike Ardilla berpulang, musisi Melly Goeslaw akhirnya menceritakan kenangan bersama Nike Ardilla setelah merilis lagu “Bintang di Hati” pada 7 September.

Lagu ini menceritakan kisah persahabatan sejati, gambaran persahabatan Melly Goeslaw dan Nike Ardilla.

Yang tak kalah menarik, hampir semua album rekaman lagu-lagu Nike Ardilla berhasil memperoleh penghargaan, terutama dari segi penjualan.

Dalam rentang waktu yang relatif pendek, ia berhasil mengembangkan demikian jauh popularitas dan fanatisme penggemarnya, bahkan melampaui apa yang diperoleh penyanyi terkenal yang sudah berkiprah puluhan tahun di dunianya.

Masa Kecil dan Karir

Sejak kecil, Nike Ardilla memang sudah menunjukkan ketertarikannya pada dunia tarik suara. Darah seni Nike Ardilla mengalir dari kakeknya, yang merupakan seorang penyanyi keroncong.

Baca Juga:
‘Konser 5 Wanita di 5 Kota’, Media Kampanye Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

Saat berusia 5 tahun, Nike Ardilla bahkan sudah berani tampil menyanyi saat acara keluarga di rumahnya. Ia kemudian berhasil menjadi Juara Harapan I dalam ajang Lagu Pilihanku TVRI dan Juara Festival Pop Singer HAPMI Kodya Bandung pada tahun 1985, saat usianya masih 10 tahun.

Nike Ardilla selanjutnya rutin mengikuti berbagai festival musik, mulai dari tingkat kecamatan, sekolah, hingga pernah mewakili Provinsi Jawa Barat dalam ajang Festival Pop Singer tingkat nasional.

Setelah memenangkan sejumlah kontes menyanyi, Nike Ardilla akhirnya didaftarkan oleh sang ibunda ke Himpunan Artis Penyanyi Musisi Indonesia (HAPMI), asuhan Djadjat Paramor.

Baca Juga:
18 Maret: Hari Arsitektur Indonesia

Ia kemudian bergabung dengan manajemen Denny Sabri, seorang wartawan musik senior kenamaan kala itu. Di bawah manajemen Denny Sabri, Nike Ardilla yang pada saat itu masih berstatus pelajar kelas 5 SD, sudah diminta untuk tampil di panggung – panggung pertunjukan musik rock.

Ia menggunakan nama panggung Nike Astrina. Nama ini diberikan dengan tujuan bahwa Nike akan menyaingi Nicky Astria, penyanyi rok wanita kenamaan pada masa itu.

Nike juga kerap didaulat untuk menjadi penampil pembuka dalam sejumlah konser penyanyi senior, termasuk Nicky Astria, Ita Purnamasari, hingga Ikang Fawzi. Karena pada masa itu belum memiliki lagu sendiri, Nike biasanya menyanyikan lagu-lagu rok milik musisi barat.

Baca Juga:
Arsy Hermansyah Rilis Lagu Friendship Is Roller Coaster

Baru pada tahun 1986, Nike memasuki dapur rekaman dengan merilis singel berjudul “Lupa Diri”. Singel ini kemudian dimuat dalam album kompilasi bertajuk “Bandung Rock Power” (1987).

Kemudian pada bulan Juli 1988, saat baru lulus dari bangku SD, Nike akhirnya merekam album perdananya di bawah naungan JK Records. Namun album tersebut gagal dirilis karena usia Nike yang masih sangat belia saat itu, sedangkan sebagian besar lirik lagunya bertema roman.

Di awal 1989, Nike mencoba kepiawaian berakting, dengan membintangi sebuah film layar lebar berjudul “Gadis Foto Model”. Dalam film tersebut, Nike juga turut menjadi pengisi soundtrack, yang kemudian dirilis melalui album OST “Gadis Foto Model”.

Baca Juga:
12 Maret 1967: Soeharto Menjadi Presiden Republik Indonesia

Pada Oktober 1989, saat ia bergabung dengan Proyek Q Records, Nike akhirnya berhasil merilis album debut “Seberkas Sinar” yang diproduseri oleh Deddy Dores.

Dalam album ini, nama Nike yang sebelumnya Nike Astrina diganti menjadi Nike AR, singkatan dari Astrina dan Ratnadilla. Penggunaan nama ini tidak terlalu lama, karena akhirnya diganti lagi menjadi Nike Ardilla.

Semenjak album perdana ini dirilis, nama Nike Ardilla masuk jajaran artis papan atas dan diperhitungkan. Kemudian tahun 1990 tercatat menjadi awal dominasi Nike Ardilla di dunia hiburan, menyusul sukses secara komersial album “Bintang Kehidupan”.

Baca Juga:
14 Februari: Dari Festival Kesuburan, Surat Cinta Valentine Hingga Hari Kasih Sayang

Selanjutnya Nike Ardilla juga terpilih sebagai GADIS Sampul Favorit di ajang model, yang sangat bergengsi masa itu.

Masa – masa selanjutnya hingga tahun 1995, jadwal konsernya setiap tahun penuh. Ia juga banyak tampil di acara-acara selebritas hingga ajang penghargaan.

Tak hanya menyanyi, ia juga membintangi beberapa film box office, menjadi bintang iklan, tampil di sampul majalah, hingga adu akting di layar kaca.

Sayang, ketika karirnya begitu cemerlang, Nike Ardilla justru meninggal dunia pada 19 Maret 1995, saat usianya belum genap 20 tahun. klb/san

Terkini

Terpopuler

Pembuatan Undangan Digital, Klik Disini!