18 Maret: Hari Arsitektur Indonesia

Facebook
Twitter
WhatsApp
LinkedIn
Pinterest
Print
Desain Istana Negara di Ibu Kota Negara, Kalimantan Timur, yang dirancang oleh arsitek asal Bali, I Nyoman Nuarta. (Foto: Instagram/@nyoman_nuarta)

KABAR LABUAN BAJO – Tanggal 18 Maret diperingati sebagai Hari Arsitektur Indonesia. Namun tak banyak catatan terkait pemilihan tanggal tersebut untuk peringatan hari arsitektur di Tanah Air.

Jika dikaitkan dengan organisasi profesi, maka Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) justru berdiri secara resmi pada 17 September 1959, di Bandung. IAI merupakan organisasi yang mewadahi puluhan ribu arsitek, yang telah banyak berperan dalam perkembangan arsitektur di Indonesia.

Terlepas dari minimnya catatan mengenai alasan pemilihan hari peringatan tersebut, yang jelas dunia arsitektur telah banyak berperan dalam kehidupan manusia, dari masa ke masa.

Baca Juga:
17 Maret: Hari Perawat Nasional

Disarikan dari berbagai sumber, istilah arsitektur konon sudah mulai diperkenalkan pada abad satu sebelum masehi (1 SM) melalui buku berjudul “De Architectura” oleh Marcus Vitruvius Pollio. Ia kemudian dikenal sebagai Bapak Arsitektur.

Sementara dalam buku “Ten Books of Architecture”, Vitruvius secara spesifik menyebut tiga kriteria yang harus dipenuhi sebuah bangunan, yaitu firmitas (ketahanan), utilitas (fungsi), venustas (keindahan).

Selanjutnya, banyak ahli termasuk juga para arsitek yang membuat rumusan tentang apa itu arsitektur hingga ruang lingkupnya.

Baca Juga:
12 Maret 1967: Soeharto Menjadi Presiden Republik Indonesia

Dalam KBBI misalnya, arsitektur diartikan sebagai seni dan ilmu merancang serta membuat konstruksi bangunan, jembatan, dan sebagainya; ilmu bangunan. Jadi sederhananya, bidang ilmu ini dapat merancang berbagai bangunan lain selain rumah atau gedung (bangunan yang dapat dihuni).

Sedangkan dalam Webster Dictionary, disebutkan bahwa arsitektur adalah seni atau praktik perancangan struktur bangunan, terutama yang dapat dihuni.

Adapun menurut YB Mangunwijaya, yang dikenal sebagai Bapak Arsitektur Modern Indonesia dengan karyanya yang paling terkenal adalah Kali Code, arsitektur berasal dari bahasa Yunani yaitu “archee” yang artinya asli dan “tectoon” yang artinya kokoh.

Jadi secara umum dua istilah itu, archeetectoon, berarti asli dan kokoh. Dari pengertian arsitektur tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa arsitektur harus memenuhi dua kriteria, yaitu unik dan indah.

Bagi Mangunwijaya, arsitektur merupakan vastuvidya (wastuwidya) yang berarti ilmu bangunan. Dalam pengertian wastu terhitung pula tata bumi, tata gedung, tata lalu lintas (dhara, harsya, yana). Seni ini adalah ilmu dalam merancang bangunan. Arsitektur, masih menurut Mangunwijaya, juga dapat merujuk kepada hasil proses perancangan tersebut

Baca Juga:
9 Maret: Hari Musik Nasional

Adapun menurut Amos Rappoport, arsitektur adalah ruang tempat hidup manusia, yang lebih dari sekadar fisik, tapi juga menyangkut pranata – pranata budaya dasar. Pranata ini meliputi tata atur kehidupan sosial dan budaya masyarakat, yang diwadahi dan sekaligus mempengaruhi arsitektur.

Masih banyak juga para ahli lainnya yang berbicara tentang pengertian hingga ruang lingkup arsitektur. Termasuk Brinckmann, yang menyebut bahwa arsitektur merupakan kesatuan antara ruang dan bentuk, juga penciptaan ruang dan bentuk.

Dari beragam pengertian tersebut, yang jelas arsitektur tak terlepas dari peran para arsitek. Menurut IAI, seorang arsitek memiliki beberapa tugas dan ruang lingkup pekerjaan dalam bidang arsitektur.

Baca Juga:
8 Maret: Hari Perempuan Internasional

Di antaranya adalah mengonsepkan rancangan, termasuk di dalamnya membuat analisis dan pengolahan data.

Selanjutnya membuat skematik desain atau pra rancangan, di mana arsitek menyusun pola dan gubahan bentuk arsitektur yang diwujudkan dalam gambar-gambar berdasarkan konsep rancangan yang telah disusun.

Kemudian mengembangkan rancangan, di mana arsitek bekerja atas dasar pra rancangan yang telah disetujui oleh pengguna jasa untuk menentukan sistem konstruksi dan struktur bangunan, bahan bangunan, dan perkiraan biaya yang dibutuhkan.

Ada juga pembuatan gambar kerja, di mana arsitek menerjemahkan konsep rancangan yang terkandung dalam pengembangan rancangan tersebut ke dalam gambar – gambar dan uraian – uraian teknis yang terinci, sehingga semua pihak yang dilibatkan dapat menjelaskan proses pelaksanaan dan pengawasan konstruksi.

Baca Juga:
21 Februari: Hari Bahasa Ibu Internasional

Selanjutnya pengadaan pelaksanaan konstruksi, di mana arsitek mengolah hasil pembuatan gambar kerja ke dalam bentuk format dokumen pelelangan yang dilengkapi dengan tulisan uraian rencana kerja dan syarat-syarat teknis pelaksanaan pekerjaan (RKS) serta rencana anggaran biaya (RAB) termasuk daftar volume (Bill of Quantity/ BQ).

Satu lagi adalah pengawasan berkala, di mana arsitek melakukan peninjauan dan pengawasan secara berkala di lapangan dan mengadakan pertemuan secara teratur dengan pengguna jasa dan pelaksana pengawasan terpadu atau MK yang ditunjuk oleh pengguna jasa.

Dalam konteks Indonesia, tak sedikit arsitek yang karyanya mendunia, selain YB Mangunwijaya. Sebut saja Achmad Noeman, salah satu pendiri IAI yang mendapat julukan Arsitek Seribu Masjid. Beberapa karyanya yang populer adalah Masjid Salman ITB (Bandung), Masjid At-Tin TMII (Jakarta), Masjid Raya Agung (Bandung), Masjid Istiqlal Sarajevo (Bosnia), Masjid Syekh Yusuf Cape Town (Afrika Selatan), dan masih banyak lagi.

Selanjutnya Frederich Silaban, dengan beberapa karya terkenal seperti Monumen Khatulistiwa, Gelora Bung Karno, Monumen Nasional dan Masjid Istiqlal.

Baca Juga:
6 Maret 1980: Pemerintah Umumkan Pembentukan Taman Nasional Komodo

Di era modern sekarang ini, tak sedikit pula arsitek nasional yang karyanya dikenal dunia internasional. Salah satu di antaranya adalah Ridwan Kamil, yang juga Gubernur Jawa Barat.

Beberapa karyanya yang terkenal adalah Marina Bay Waterfront Master Plan (Singapura), Ningbo Newtown (Tiongkok), Beijing Finance Street (Tiongkok), dan Museum Tsunami Aceh (Indonesia).

Satu lagi yang menyita perhatian beberapa tahun terakhir adalah arsitek asal Bali, I Nyoman Nuarta. Maklum, ia terpilih menjadi perancang desain kompleks Istana Kepresidenan di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, di Kalimantan Timur.

Beberapa mahakarya lainnya dari Nyoman Nuarta adalah Patung Fatmawati Soekarno di Kota Bengkulu, Monumen Jalesveva Jayamahe di Surabaya, Garuda Wisnu Kencana di Bali, dan masih banyak lagi. klb/san

Terkini

Terpopuler

Pembuatan Undangan Digital, Klik Disini!