KABAR LABUAN BAJO – Tanggal 18 April diperingati sebagai Hari Radio Amatir Internasional atau World Amateur Radio Day.
Sebagaimana dilansir National Today, peringatan tersebut merujuk pembentukan Persatuan Radio Amatir Internasional (IARU) di Paris, Prancis, pada 18 April 1925. Organisasi ini didirikan untuk mendukung radio amatir di seluruh dunia.
Sejak didirikan, IARU bekerja tanpa lelah untuk mempertahankan dan memperluas alokasi frekuensi radio amatir. Adapun alokasi yang masih diakui hingga saat ini, sebagaimana hasil Konferensi Telegraf Radio Internasional pada 1927, yakni 160, 80, 40, 20, dan 10 meter.
Baca Juga:
18 April: Konferensi Asia Afrika di Bandung
Berkat dukungan dari pemerintahan yang tercerahkan di setiap bagian dunia, radio amatir sekarang dapat bereksperimen dan berkomunikasi dalam pita frekuensi yang ditempatkan secara strategis di seluruh spektrum radio.
Dari 25 negara yang membentuk IARU pada tahun 1925, IARU telah berkembang menjadi 160 anggota masyarakat di tiga wilayah.
IARU Region 1 meliputi Eropa, Afrika, Timur Tengah, dan Asia Utara. Region 2 meliputi Amerika. Adapun Region 3 terdiri dari Australia, Selandia Baru, negara kepulauan Pasifik, dan sebagian besar Asia.
International Telecommunication Union (ITU), badan PBB, bahkan telah mengakui IARU mewakili kepentingan radio amatir. Hingga saat ini, tercatat sekitar 3 juta operator radio amatir berlisensi.
Baca Juga:
16 April: Hari Suara Sedunia
Sementara itu, IARU mengumumkan bahwa ‘Keamanan Manusia untuk Semua (HS4A)’ menjadi tema Hari Radio Amatir Sedunia tahun 2023.
Selain itu, untuk pertama kalinya, Dana Perwalian PBB untuk Keamanan Manusia dan Akademi Seni dan Sains Dunia bermitra dengan IARU dalam kampanye untuk menyoroti peran radio amatir dalam menangani kebutuhan paling mendesak di dunia.
Keamanan Manusia mengukur keamanan pada tingkat individu. Pertama kali diperkenalkan oleh PBB pada tahun 1994, konsep ini mengidentifikasi tujuh dimensi keamanan yang saling terkait yang penting bagi kesejahteraan individu: ekonomi, pangan, kesehatan, lingkungan, pribadi, komunitas, dan politik.
Baca Juga:
12 April: Hari Anak Jalanan Internasional
Para mitra percaya, radio amatir diposisikan secara unik untuk mengatasi tantangan keamanan yang berpusat pada orang, konteks khusus dengan mempromosikan pengetahuan teknis, keterampilan praktis, teknologi inovatif, dan penyebaran sistem cadangan di tingkat komunitas yang dapat dipanggil pada saat darurat.
Pandemi, perubahan iklim, bencana alam, dan konflik bersenjata di beberapa benua merusak keamanan global dan tidak mengenal batas. Radio amatir telah berulang kali menunjukkan kemampuannya untuk menjawab kebutuhan keamanan manusia.
Ini adalah media komunikasi yang benar-benar global, yang terdiri dari sekitar tiga juta penggemar radio yang menghubungkan komunitas dan orang-orang di dunia. klb/angela