KABAR LABUAN BAJO – Tanggal 1 Mei diperingati sebagai Hari Buruh atau populer dengan sebutan May Day.
Hari Buruh lahir dari berbagai rentetan perjuangan kelas pekerja untuk meraih kendali ekonomi-politis hak-hak industrial.
Pengetatan disiplin dan pengintensifan jam kerja, minimnya upah, dan buruknya kondisi kerja di tingkatan pabrik, melahirkan perlawanan dari kalangan kelas pekerja.
Baca Juga:
22 April: Hari Bumi
Pemogokan pertama kelas pekerja Amerika Serikat terjadi pada tahun 1806, yang dilakukan oleh pekerja Cordwainers. Pemogokan ini membawa para motor gerakan ke meja pengadilan dan juga mengangkat fakta bahwa kelas pekerja pada era tersebut bekerja dari 19 sampai 20 jam seharinya.
Sejak saat itu, perjuangan untuk menuntut pengurangan jam kerja menjadi agenda bersama kelas pekerja di Amerika Serikat.
Meski perjuangan ini sudah dimulai 1806, namun ada dua nama yang dianggap telah menyumbangkan gagasan untuk menghormati para pekerja, yakni Peter McGuire dan Matthew Maguire, seorang pekerja mesin dari Paterson, New Jersey.
Baca Juga:
12 April: Hari Anak Jalanan Internasional
Pada tahun 1872, McGuire dan 100.000 pekerja melakukan aksi mogok untuk menuntut pengurangan jam kerja.
Setelah konsolidasi dan perjuangan di berbagai kota lainnya, pada tanggal 5 September 1882, parade Hari Buruh pertama diadakan di Kota New York dengan peserta 20.000 orang yang membawa spanduk bertulisan ‘8 jam kerja, 8 jam istirahat, 8 jam rekreasi’.
Maguire dan McGuire memainkan peran penting dalam menyelenggarakan parade ini. Dalam tahun-tahun berikutnya, gagasan ini menyebar dan semua negara bagian merayakannya.
Baca Juga:
16 April: Hari Suara Sedunia
Kemudian pada Kongres Internasional Pertama yang diselenggarakan pada September 1866 di Jenewa, Swiss dan dihadiri berbagai elemen organisasi pekerja belahan dunia, menetapkan sebuah tuntutan mereduksi jam kerja menjadi delapan jam sehari.
Pada tanggal 1 Mei 1886, sekitar 400.000 buruh di Amerika Serikat mengadakan demonstrasi besar-besaran untuk menuntut pengurangan jam kerja mereka menjadi 8 jam sehari. Aksi di Chicago ini berlangsung selama 4 hari.
Pada tanggal 4 Mei 1886, para demonstran melakukan pawai besar-besaran. Saat inilah Polisi Amerika menembaki para demonstran yang mengakibatkan ratusan orang tewas dan para pemimpinnya ditangkap kemudian dihukum mati.
Baca Juga:
22 Maret: Hari Air Sedunia
Sebelum peristiwa yang dikenal dengan kerusuhan Haymarket itu, di berbagai negara, juga terjadi pemogokan-pemogokan buruh untuk menuntut perlakukan yang lebih adil dari para pemilik modal.
Dari peristiwa ini, Oregon menjadi negara bagian pertama di Amerika Serikat yang menjadikannya hari libur umum pada tahun 1887.
Kemudian bulan Juli 1889, Kongres Sosialis Dunia yang diselenggarakan di Paris menetapkan peristiwa di AS tanggal 1 Mei itu sebagai hari buruh sedunia dan mengeluarkan resolusi.
Resolusi tersebut mendapat sambutan yang hangat dari berbagai negara dan sejak tahun 1890, tanggal 1 Mei, yang diistilahkan dengan May Day, diperingati oleh kaum buruh di berbagai negara untuk memperjuangkan hak mereka.
Pada tahun 1894, Presiden Amerika Serikat, Grover Cleveland, menandatangani sebuah undang-undang yang menjadikan minggu pertama bulan September sebagai hari libur umum resmi nasional.
Baca Juga:
21 Maret: Hari Puisi Sedunia
Sementara itu dikutip dari National Today, jauh sebelum dikaitkan dengan pekerja, semula May Day adalah salah satu dari empat hari perempatan Celtic kuno, yang menjadikannya hari libur astronomi karena jatuh antara ekuinoks Maret dan titik balik matahari Juni.
Berasal dari nama Celtic-nya, “Belthane”, Beltane adalah perayaan musim semi yang mencakup tarian, nyanyian, api unggun khusus, dan pintu rumah serta hewan akan dihiasi dengan bunga dan pita kuning Mei.
Selama ini, di berbagai komunitas di Irlandia, orang akan mengunjungi sumur khusus dan embun Bethane yang dipercaya membawa keindahan dan keremajaan bagi orang-orang di sekitarnya.
Baca Juga:
8 Maret: Hari Perempuan Internasional
Lain lagi di Inggris. Pada abad pertengahan, desa-desa di Inggris memiliki rumah dengan tiang gantungan dari kegembiraan dan perayaan May Day. Penduduk desa akan pergi ke hutan untuk menemukan tiang – tiang yang didirikan dari kota – kota besar.
Karena memiliki ukuran yang berbeda, desa akan bersaing satu sama lain untuk melihat siapa yang memiliki tiang tertinggi. Orang-orang akan menari mengelilinginya, karena tiang melambangkan kesuburan laki-laki, sebagaimana keranjang dan karangan bunga melambangkan kesuburan perempuan.
Baru pada abad ke-19, makna baru May Day muncul. May Day juga dikenal sebagai Hari Buruh Internasional untuk memperjuangkan hak-hak buruh.
Baca Juga:
14 Februari: Dari Festival Kesuburan, Surat Cinta Valentine Hingga Hari Kasih Sayang
Seiring berjalannya waktu, budaya yang berbeda menciptakan tradisi mereka sendiri sejalan dengan keyakinan mereka. Orang Eropa dan Amerika merayakan May Day dengan mahkota bunga, maypole dancing, dan dengan membuat keranjang bunga untuk dibagikan kepada orang tersayang.
Di Hawaii, May Day dikenal sebagai “Lei Day”, sebuah perayaan semangat aloha dan pemberian bunga.
Sementara di negara-negara lainnya termasuk Indonesia, May Day lebih pada hari perjuangan para pekerja untuk mendapatkan hak-hak yang layak. klb/san