1 Juli: Hari Kemerdekaan Burundi

Facebook
Twitter
WhatsApp
LinkedIn
Pinterest
Print
Tangkapan layar - Peta negara Burundi di google maps. (Foto: Kabar Labuan Bajo/San Edison)

KABAR LABUAN BAJO – Tanggal 1 Juli merupakan Hari Kemerdekaan Burundi. Negara kecil di Afrika ini mendeklarasikan kemerdekaan dari Belgia, pada tanggal 1 Juli 1962.

Berbeda dengan negara lainnya, Hari Kemerdekaan yang merupakan hari libur resmi di Burundi justru tidak dirayakan dengan meriah. Hal ini disebabkan oleh konflik antara Suku Hutu dan Tutsi di Burundi, yang sudah berlangsung bertahun-tahun. 

Suku Tutsi digunakan oleh Belgia pada masa kolonial untuk memerintah negara secara tidak langsung, yang menyebabkan permusuhan Suku Hutu. 

Baca Juga:
30 Juni: Hari Kemerdekaan Republik Demokratik Kongo

Burundi adalah negara yang terkurung daratan di Afrika tengah. Negara kecil ini terletak di dataran tinggi bergulir di tengah Afrika.

Burundi berbatasan dengan Rwanda di utara; Tanzania di timur dan tenggara; dan Republik Demokratik Kongo di barat. Burundi terletak di dalam hutan pegunungan patahan Albertine, hutan miombo Zambezian Tengah, dan ekoregion mosaik hutan-sabana Victoria Basin.

Bendera negara Burundi. (Foto: Pixabay)

Disarikan dari beberapa sumber, Burundi pertama kali muncul pada akhir abad ke-16. Burundi diperintah oleh raja tradisional, dengan beberapa pangeran di bawahnya. 

Burundi menjadi kerajaan independen sampai dimasukkan ke dalam koloni Afrika Timur Jerman. Koloni ini meliputi Burundi, Rwanda, dan daratan Tanzania pada tahun 1890-an. 

Setelah kekalahan Jerman dalam Perang Dunia I, Belgia mengambil kendali atas wilayah ini di bawah Perjanjian Versailles, pada tahun 1919.

Ruanda-Urundi, Rwanda modern, dan Burundi menjadi wilayah mandat Liga Bangsa-Bangsa Belgia pada Oktober 1924. Meskipun wilayah tersebut diperintah oleh dua kekuatan kolonial Eropa, monarki di Burundi terus berlanjut. 

Baca Juga:
27 Juni: Hari Kemerdekaan Djibouti

Pada tahun 1959, Raja Burundi Mwami Mwambutsa IV meminta kemerdekaan dari Belgia dan mendirikan Burundi sebagai negara merdeka. Burundi kemudian mendeklarasikan kemerdekaan pada 1 Juli 1962.

Setelah merdeka, negara ini jauh dari suasana damai. Kudeta, perang saudara, dan genosida terus mewarnai perjalanan negara itu, hingga setidaknya tahun 2006.

Pada tahun 1962 hingga Pemilu 1993 misalnya, Burundi dikuasai serangkaian diktator militer, dan seluruhnya dari kelompok minoritas Tutsi. Periode tersebut dipenuhi kerusuhan etnis.

Baca Juga:
26 Juni: Hari Kemerdekaan Madagaskar

Pada tahun 1993, Burundi mengadakan Pemilu demokratis pertamanya, yang dimenangi Front untuk Demokrasi di Burundi (FRODEBU), yang didominasi Suku Hutu.

Pemimpin FRODEBU, Melchior Ndadaye, menjadi presiden Hutu Burundi pertama. Namun beberapa bulan kemudian, ia dibunuh sekelompok tentara Tutsi. Pembunuhan ini lalu mengakibatkan terjadinya perang saudara.

Perang saudara antar Suku Hutu dan Tutsi terus berlanjut hingga tahun 1996, saat mantan Presiden Pierre Buyoya, mengambil alih kekuasaan dalam suatu kudeta. Antara tahun 1993 dan 1999, perang antar etnis antara Suku Tutsi dan Hutu telah mengakibatkan korban sebanyak 250.000 jiwa.

Pada Agustus 2000, persetujuan damai ditandatangani hampir seluruh kelompok politik di Burundi yang menjelaskan rencana menuju perdamaian. Kemudian pada tahun 2003, gencatan senjata disetujui antara pemerintah Buyoya dan kelompok pemberontak Hutu terbesar, CNDD-FDD. klb/angela

Terkini

Terpopuler

Pembuatan Undangan Digital, Klik Disini!